Jakarta (ANTARA) - Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit menyebut program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) memberi kontribusi besar dalam penurunan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur hingga lebih dari tiga persen.

Herybertus dikutip dari siaran pers diterima di Jakarta, Sabtu mengatakan pihaknya terbantu oleh program yang dirancang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan International Fund for Agriculture Development (IFAD) tersebut.

"Saya bersyukur Pemkab Manggarai tidak sendirian, ada banyak pihak yang banyak membantu, termasuk Kemendes PDTT, termasuk IFAD sedikit banyak pasti membantu kami dalam penanggulangan kemiskinan maupun kemiskinan ekstrem," kata Herybertus.

Baca juga: Kemendes perkuat kolaborasi Program Tekad

Baca juga: Mendes PDTT sebut program Tekad percepat pencapaian SDGs desa

Herybertus menjelaskan, kemiskinan ekstrem pada 2022 adalah sebanyak 6 persen dengan angka absolut 23.000 kartu keluarga (KK). Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan 2021 yang pada saat itu kemiskinan ekstrem mencapai 9,7 persen dengan 32.000 angka absolut.

Menurut dia, perubahan positif ini terjadi selama tiga tahun terakhir, bertepatan dengan keterlibatan IFAD melalui program Tekad di NTT. Selain penurunan kemiskinan ekstrem, hadirnya program ini juga bermanfaat dalam pertumbuhan ekonomi.

Lebih lanjut, Hybertus menjelaskan pentingnya program IFAD untuk Kabupaten Manggarai dari berbagai sektor, di antaranya adalah karena kesamaan fokus kolaborasi antarkeduanya.

"Isu gender, disabilitas kita (Kabupaten Manggarai dan IFAD) berada di jalur yang sama karena kita sangat mengerjakannya dengan serius," ujar Herybertus.

Diketahui, program Tekad masuk di Kabupaten Manggarai sejak 2021. Pada awalnya, hanya ada 20 desa binaan, tetapi jumlah tersebut terus bertambah setiap tahunnya dan saat ini totalnya mencapai 77 desa.

Agar seluruh tujuan program ini terwujud, Kemendes PDTT dan IFAD melalui program Tekad terus melakukan supervisi dan monitoring secara langsung. Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), kepala desa, fasilitator, kader Tekad, hingga masyarakat dilibatkan secara langsung dalam supervisi tersebut.

Dalam supervisi program Tekad pada Kamis (8/6), hadir Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Syahrul; Direktur Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi F. X. Nugroho Setijo Nagoro; Procurement Specialist Masrina Sibadutar; Country Programme Officer Anissa Pratiwi; Institutional and Policy Analyst Rikola Fedri; M&E Specialist Stania Yasin; dan Administrative Assistant Sarwendah Utami.

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2023