Mogadishu (ANTARA) - Kelompok Militan Al Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan di sebuah restoran mewah di ibu kota Somalia, Mogadishu pada Jumat (9/6) yang menyebabkan sedikitnya tujuh orang terluka.
Serangan di Pearl Restaurant yang populer di sebuah hotel di pinggir pantai terjadi pada Jumat malam.
"Pasukan keamanan telah berhasil melumpuhkan militan Al Shabaab yang bertanggung jawab atas serangan teroris di Pearl Restaurant yang terletak di hotel dekat Pantai Lido, Mogadishu," jelas Kantor Berita Nasional Somalia di akun Twitter mereka.
"Sebagian besar warga sipil berhasil diselamatkan selama operasi itu," lanjutnya.
Kantor berita tersebut memasang foto tentara yang sedang berjaga di restoran. Satu tentara berdiri di samping pintu kaca dengan lubang peluru di dalamnya, sementara sandal dan pengki tergeletak di dekatnya.
Hussein Mohamed, seorang pelayan di restoran lain di dekat lokasi kejadian, mengatakan kepada Reuters bahwa dia mendengar ledakan diikuti tembakan ketika serangan dimulai.
"Seluruh area langsung dijaga oleh pasukan keamanan," jelasnya.
Abdikadir Abdirahman, direktur Layanan Ambulans Aamin, mengatakan sejauh ini mereka telah menerima tujuh orang yang terluka.
Al Shabaab yang berafiliasi dengan Al Qaeda merilis pernyataan yang mengatakan bahwa mereka berada di balik serangan itu.
"Mujahidin kami berhasil memasuki Pantai Mutiara (Pearl Beach) dan masih memegang kendali penuh," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, pada bulan November, kelompok yang menguasai banyak bagian dari negara itu, menyerang hotel lain di Mogadishu, dan menewaskan sembilan orang.
Al Shabaab menguasai wilayah yang luas di Somalia sebelum diserang mundur dalam serangan balasan pemerintah sejak tahun lalu. Namun, para anggotanya tetap mampu melancarkan serangan signifikan yang menargetkan pemerintahan, kawasan komersial, dan militer.
Pada akhir Mei, para anggotanya menyerang pangkalan yang menampung pasukan penjaga perdamaian Uganda 130 km barat daya Mogadishu, dan menewaskan 54 tentara.
Sumber: Reuters
Baca juga: Quincy Institute: Militer AS picu dan perburuk konflik di Somalia
Baca juga: Badan-badan bantuan: Konflik perburuk situasi kemanusiaan di Somalia
Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023