Pillay mengumumkan bulan lalu bahwa korban telah mencapai 60.000. "Angka itu sekarang mungkin mendekati 70.000," kata Pillay saat bertemu dengan Dewan Keamanan mengenai perlindungan penduduk sipil dalam konflik.
"Kurangnya konsensus tentang Suriah dan kelambanan yang dihasilkan telah menjadi bencana dan warga sipil di semua sisi telah membayar harganya," kata Pillay, yang mengecam perbedaan pendapat di Dewan Keamanan atas konflik selama 23-bulan.
"Kami akan dinilai terhadap tragedi yang telah berlangsung di depan mata kita. Dewan ini, serta orang-orang dari kita dalam posisi penting di dalam PBB, akan ditanya apa yang kita lakukan," katanya.
Rusia, sekutu terakhir Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan China telah menggunakan kekuatan mereka sebagai anggota tetap Dewan Keamanan tiga kali memblokir resolusi yang akan hanya mengancam sanksi atas konflik.
Pillay membuat imbauan baru untuk agar perang sipil itu akan dirujuk ke Pengadilan Pidana Internasional.
"Ini akan mengirim pesan yang jelas kepada pemerintah dan oposisi bahwa akan ada konsekuensi atas tindakan mereka, dan bisa sangat efektif untuk pencegahan yang signifikan," kata komisioner HAM PBB yang vokal itu. (AK)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Padahal banyak pihak mengetahui bahwa konflik Suriah dilatarbelakangi kepentingan Barat dan Israel untuk memperluas hegemoni dengan memecah dan mendukung oposan untuk angkat senjata. Otomatis negara lain yang berdaulat seperti Iran pasti akan ikut simpati karena pengaruh buruk yang ditimbulkan pada semua segi kehidupan di Suriah dan negara tetangganya.
Jaya Indonesia.