Awalnya pihak perusahaan mengusulkan sebanyak 300 unit, tapi kuota diberikan Pemprov Sumbar cukup sebanyak 150 unit."
Padang (ANTARA News) - Sedikitnya 50 unit armada taksi Blue Bird beroperasi di Sumatera Barat mulai April 2013 sehubungan berbagai proses perizinan operasi serta lokasi bengkel sudah ada di Kota Padang yang ditetapkan sebagai tempat pangkalannya.
"Sesuai rencana semula dari pihak pengusaha armada taksi Blue Bird pada April mendatang, mudah-mudah tak ada aral melintang," kata Sekretaris Dinas Perhubungan dan Kominfo Sumbar Amran di Padang, Rabu.
Ia mengatakan Pemprov Sumbar melalui Dishub Kominfo memberikan izin untuk sebanyak 150 unit armada, tapi tahap awal baru beroperasi 50 unit.
Sebab pihak manajemen perusahaan taksi yang menggunakan sistem argometer itu, tentu melihat bagaimana perkembangan pasar atau minat masyarakat.
Jika memang dapat berjalan dengan baik nantinya, maka selanjutnya dapat ditambah sesuai dengan kuota armada yang diberikan.
"Awalnya pihak perusahaan mengusulkan sebanyak 300 unit, tapi kuota diberikan Pemprov Sumbar cukup sebanyak 150 unit," ujarnya.
Menurut dia, dalam pengoperasian Blue Bird selalu menggunakan argo meter untuk perhitungan ongkos taksi tentu penumpang lebih nyaman, artinya pelayanannya juga sama dengan taksi yang ada di Jakarta.
Selain itu, armada yang terbaru dan terawat, pakai pendingin udara (AC), serta para pengemudi profesional yang terpercaya dan terlatih.
Ia mengatakan pelayanan armada taksi Blue Bird nantinya untuk wilayah Sumbar, bukan rute Padang-Bukittinggi saja sebagai kota destinasi wisata.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang Firdaus Ilyas mengatakan Pemkot Padang sangat mendukung masuknya taksi Blue Bird, karena akan berdampak positif terhadap peningkatan kunjungan pariwisata Sumbar.
Sisi positif lainnya, tentu akan menjadi contoh bagi pengelola dan pengemudi armada taksi lokal dalam memberikan pelayanan terhadap penumpang.
"Kita mendukung rencana tersebut, karena sebagai kota wisata tentu membutuhkan armada taksi yang punya pelayanan baik," ujarnya. (SA/M019)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013