Saya pikir kita telah melihat banyak pertumbuhan, namun pertumbuhan seolah-olah belum merembes ke masyarakat umum untuk mendapatkan keuntungan.
Johannesburg (ANTARA News) - Pertumbuhan yang sangat tinggi di benua Afrika belum mengubah kehidupan normal warga Afrika.
"Pertumbuhan kami benar-benar belum transformatif," kata Ebrima Faal, Direktur Bank Pembangunan Afrika untuk Afrika Selatan, di Johannesburg.
"Saya pikir kita telah melihat banyak pertumbuhan, namun pertumbuhan seolah-olah belum merembes ke masyarakat umum untuk mendapatkan keuntungan," tambahnya.
Dengan tingkat pertumbuhan menyaingi Asia dan potensi besar yang belum dimanfaatkan, Afrika telah mencurahkan puluhan tahun reputasinya sebagai tempat yang berisiko untuk melakukan bisnis. Demikian diberitakan AFP--yang dipantau ANTARA News, di Jakarta, Rabu.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada Oktober memprediksi perekonomian kawasan itu akan tumbuh sebesar 5,7 persen pada 2013. Pertumbuhan sangat kuat diperkirakan di Ghana, Pantai Gading, Nigeria, Angola dan Gabon.
Tetapi meskipun sebuah perkumpulan komentator menyanyikan mantra kenaikan Afrika, banyak dari tingkat pertumbuhan tercepat terlihat di negara-negara kaya sumber daya di mana kekayaan sangat terpusat.
Faal mengatakan masih banyak yang harus dilakukan untuk mengembangkan perekonomian kawasan jika pertumbuhan bekerja untuk semua orang.
"Anda harus benar-benar mengembangkan keterampilan, kita harus memiliki hak teknologi dan barangkali memungkinkan gerakan keterampilan di benua itu."
"Saya pikir ada sangat sedikit perdagangan, juga terjadi dalam benua itu."
"Untuk beberapa hal, kami telah melihat beberapa perbaikan selama lima tahun terakhir, tetapi masih ada banyak yang harus dilakukan untuk menghasilkan perdagangan di benua Afrika."
Faal juga berharap bahwa kemitraan dengan kekuatan ekonomi baru seperti Brazil, Rusia, India dan China bisa membantu meningkatkan kapasitas.
"Apa yang kita miliki di BRICS saat ini ... adalah sekelompok negara, negara-negara surplus yang memiliki sarana untuk membantu kami mengembangkan infrastruktur kami."
Pada Maret, para pemimpin dari negara-negara BRICS akan bertemu di Durban untuk KTT yang diharapkan meluncurkan sebuah bank pembangunan. Setiap negara diharapkan dapat memberikan kontribusi sekitar 50 miliar dolar AS.
(A026)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013