Kami duga itu kira-kira dua kali lebih besar dalam kekuatannya,"

Wina (ANTARA Newss) - Kekuatan gempa "seperti akibat ledakan" di Korea Utara pada Selasa kira-kira dua kali lebih besar dari uji nuklir pada 2009 di negara itu, kata badan pemantau uji nuklir dunia.

"Kami duga itu kira-kira dua kali lebih besar dalam kekuatannya," kata Lassina Zerbo, direktur pusat data Badan Perjanjian Pelarangan Terpadu Uji Nuklir (CTBTO) pada jumpa pers.

Korea Utara sebelumnya menyatakan telah melakukan uji nuklir ketiga pada Selasa.

Penilaian CTBTO itu didasarkan atas pengukuran gempa berukuran 4,9 pada skala Richter, sementara 4,5 pada 2009, dan 4,1 pada 2006.

Survai Geologi Amerika Serikat sebelumnya menyatakan terjadi gempa berukuran 5,1 pada skala Richter.

Zerbo menyatakan asap dari setiap uji nuklir akan terlacak dalam jejak radionuklida.

"Kami tidak dapat mengatakan apa pun tentang itu sampai dua hingga tiga hari mendatang," katanya.

Korea Utara pada Selasa menyatakan berhasil melakukan percobaan nuklir dengan menggunakan perangkat bom nuklir "miniatur" jenis baru sebagai jawaban atas sikap permusuhan Amerika Serikat.

"Percobaan nuklir ketiga berhasil digelar," kata kantor berita pemerintah KCNA.

Percobaan kali ini tidak seperti sebelumnya, karena menghasilkan daya ledak lebih besar serta melibatkan "miniatur" bom atom lebih ringan, kata KCNA.

Pengumuman tentang perangkat dalam ukuran "miniatur" tersebut mengejutkan dunia, karena Pyongyang diduga berhasil menguasai upaya rumit membuat hulu ledak berukuran kecil, yang dapat ditempatkan di peluru kendali jarak jauh.

Kemampuan membuat perangkat berukuran kecil itu diyakini akan menambah kemampuan nuklirnya setelah peluncuran roket pada Desember, yang menandai kemampuan balistik negara komunis tersebut.

Peluncuran peluru kendali pada Desember itu dikutuk dunia lewat resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menambah hukuman terhadap Pyongyang.

Korea Utara menyatakan peluncuran itu untuk ilmu pengetahuan guna menempatkan satelit di orbit, sementara pengumuman KCNA terkait uji pada Selasa tersebut merupakan tanggapan langsung atas resolusi gagasan Amerika Serikat tersebut.

"Percobaan nuklir itu merupakan bagian dari langkah melindungi keutuhan dan keamanan negara guna menjawab permusuhan Amerika Serikat, yang mengganggu hak kami meluncurkan satelit dengan tujuan damai," kata KCNA dikutip Reuters.

(B002/H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013