Strasburg (ANTARA News) - Parlemen Eropa hari Selasa menyeru pemimpin Eropa menggunakan temu tingkat tinggi pekan mendatang untuk menuntut Amerika Serikat menutup pusat penahanan "perang melawan teror"-nya di teluk Guantanamo, Kuba. Dalam pernyataannya, majelis itu mendesak anggota Eropa Bersatu melembagakan tindakan bersama menyeru pemerintah Washington menutup pusat penahanan teluk Guantanamo dan bertindak sesuai dengan hukum antarbangsa menyangkut perlakuan atas tahanan. Majelis itu menyeru mereka memutuskan pendekatan bersama sebelum temu puncak dengan Presiden Amerika Serikat George W Bush di Wina pekan mendatang. Menteri Luar Negeri Austria Ursula Plassnik, yang negaranya menerima gilir ketua Eropa Bersatu, Senin menyatakan kelompok itu akan menggunakan temu puncak 21-22 Juni 2006 untuk menekan penutupan teluk Guantanamo. Pusat penahanan itu, yang menjadi pokok berita lagi sesudah tiga tawanan bunuh diri-- sejak lama menjadi keprihatinan kelompok Eropa tersebut. Penjaga penjara Guantanamo hari sabtu menemukan tiga tahanan --dua asal Saudi dan satu dari Yaman-- tergantung di langit-langit sel di bagian dengan penjagaan penuh di pusat penahanan di pangkalan laut Amerika Serikat di Kuba itu. Pernyataan parlemen Eropa Bersatu itu memastikan kembali bahwa seluruh tahanan Guantanamo harus diperlakukan sesuai dengan hukum kemanusiaan antarbangsa dan jika dituntut, harus diadili secara cepat, adil, terbuka dan bebas. Parlemen itu menyeru Washington mencegah penggunaan sesuatu yang disebut "cara khusus pemeriksaan", yang membolehkan penyiksaan atau perlakuan kejam, tak manusiawi atau merendahkan, seperti, pelanggaran seksual, belenggu pendek, yang membuat tangan tahanan terbelenggu ke lantai, dan penggunaan anjing untuk menimbulkan rasa takut. Pejabat Amerika Serikat harus menjamin bahwa semua tuduhan penyiksaan dan perlakuan keji lain melibatkan tentara negara adidaya itu dapat menjadi sasaran penyelidikan seksama dan pengadilan, kata pernyataan itu. Washington tidak mengakui bahwa lebih dari 450 tahanan di Guantanamo merupakan tawanan perang atau harus mendapat perlindungan penuh Konvensi Jenewa. Amerika Serikat menuduh mereka anggota Alqaida dan gerilyawan Talib, yang tertangkap di Afganistan ahir tahun 2001. Palang Merah Dunia (ICRC) menyatakan telah mengirim penyelidik ke penjara tentara Amerika Serikat di Guantanamo untuk meninjau keadaan di tempat itu setelah tiga tahanan bunuh diri akibat tekanan dan teror. "Pada pekan ini, satu regu ICRC bertolak ke Guantanamo, sama seperti sebelumnya saat terjadi peristiwa tertentu atau kejadian khusus, termasuk kerusuhan di kalangan tawanan bulan lalu," kata jurubicara ICRC Vincent Lusser kepada AFP. Rombongan itu dijadwalkan bertemu dengan pejabat tentara dan melakukan tanya jawab dengan tahanan di sana. ICRC merupakan satu-satunya badan kemanusiaan, yang dibolehkan masuk tempat penahanan itu dengan membawa tugas hukum dengan mengunjungi tawanan dan memastikan semua tawanan dipelakukan secara manusiawi.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006