"Saya pikir pemerintah dan PSSI harus mengatur edukasi yang tepat untuk suporter hingga ke akar rumput. Jangan hanya mengumpulkan pentolan-pentolan komunitas, kenyataannya hal tersebut tidak berlangsung dengan baik," kata Ketua Umum PSTI Ignatius Indro dalam konferensi pers di Universitas 17 Agustus Jakarta, Jumat.
PSTI mengharapkan seluruh pemangku kepentingan bergerak memberikan edukasi kepada suporter sebagai langkah antisipatif mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan selama pertandingan atau sebelum dan sesudah pertandingan.
"Karena kalau hanya berharap komunitas-komunitas yang bergerak, maka mereka mempunyai keterbatasan. Tapi kalau seluruh stakeholder yang bergerak, maka saya yakin seluruh suporter bisa diberikan edukasi," kata Ignatius Indro.
Ignatius Indro pun mencontohkan suporter-suporter di klub-klub Eropa yang mempunyai kedewasaan ketika membela klub dalam pertandingan.
Ia mengambil contoh suporter dari Borussia Dortmund yang begitu fanatik membela klub tapi jarang terlibat insiden atau perselisihan karena rivalitas hanya berjalan selama 90 menit di dalam lapangan.
Selain itu para suporter klub di Eropa kebanyakan mempunyai hak sebagai pemegang saham klub sehingga memiliki suara dalam menentukan arah dan kebijakan klub.
Baca juga: PSTI sayangkan larangan suporter berangkat tandang di Liga Indonesia
Baca juga: PSSI teken MoU dengan DFL tentang kerja sama pelatihan dan pemasaran
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023