Jakarta (ANTARA) - China sedang membangun sebuah roket untuk menjalankan misi pendaratan di Bulan, yang akan mengirim pesawat antariksa berawak dan wahana pendarat (lander) ke orbit Bulan dalam dua penerbangan terpisah, demikian disampaikan Zhou Jianping, kepala perancang program luar angkasa berawak China.

Pesawat luar angkasa tersebut akan mengirim para taikonaut ke orbit Bulan dan menambat ke wahana pendarat Bulan. Lander tersebut kemudian akan membawa para taikonaut ke permukaan Bulan.

Setelah mereka menuntaskan tugas di sana, wahana pendaki (ascender) akan membawa para taikonaut kembali ke orbit Bulan untuk bergabung lagi dengan pesawat luar angkasa dan kemudian pulang ke Bumi, kata Zhou dalam sebuah wawancara media.

Saat diminta untuk membandingkan dengan penerbangan stasiun luar angkasa berawak, Zhou mengatakan bahwa misi pendaratan di Bulan akan lebih sulit karena menuntut kapasitas angkut kendaraan peluncur yang lebih besar.

Untuk mencapai pendaratan di Bulan, kapasitas angkut yang diperlukan, yakni kapasitas pengiriman yang ekuivalen untuk meluncurkan ke orbit Bumi rendah, akan berkisar antara 130 hingga 140 ton, atau 30 hingga 40 persen lebih besar dari yang dibutuhkan untuk meluncurkan keseluruhan kombinasi stasiun luar angkasa China (dengan enam komponen).

Meski demikian, Zhou yakin mampu menunaikan tugas tersebut.

"Saya sangat yakin bahwa China akan mencapai targetnya untuk mendaratkan manusia di Bulan pada 2030 dan mengirim mereka kembali dengan selamat ke Bumi," imbuh Zhou.


Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023