Banda Aceh (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Aceh optimistis target penurunan angka prevalensi stunting di provinsi tersebut sebesar 14 persen pada 2024 dapat tercapai.
"Kendati target ini agak berat, kami optimistis bisa tercapai. Tentunya pencapaian ini harus didukung komitmen seluruh para pemangku kepentingan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKKBN Perwakilan Aceh Husni Thamrin di Banda Aceh, Jumat.
Baca juga: BKKBN: Angka stunting di Aceh turun dua persen
Saat ini angka prevalensi stunting di Provinsi Aceh sebesar 31,2 persen. Artinya, dari tiga bayi yang lahir, satu di antaranya mengalami stunting. Angka prevalensi tersebut turun dibandingkan sebelumnya yang mencapai 33,2 persen.
Husni Thamrin mengatakan pihaknya terus berupaya dan melakukan langkah strategis menurun angka prevalensi stunting tersebut guna memenuhi target yang ditetapkan, di antaranya dengan meningkatkan kualitas hidup keluarga.
"Kualitas hidup keluarga merupakan kunci utama menurunkan stunting," kata Husni Thamrin.
Baca juga: Kepala BKKBN: Aceh miliki pangan lokal melimpah untuk atasi stunting
Selain itu, BKKBN Perwakilan Aceh juga memperkuat sinergitas dengan pemangku kebijakan lainnya. BKKBN tidak bisa bekerja sendiri untuk mencapai target angka prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024.
"Hal ini juga membutuhkan komitmen pemerintah daerah dalam menangani stunting. Tanpa komitmen yang kuat dari pemerintah daerah, terutama kepala daerah, tentu sulit memenuhi target tersebut. Kendati demikian, kami terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam menangani stunting," katanya.
Husni Thamrin menyebutkan anak yang mengalami stunting bukan hanya menyebabkan pertumbuhan badannya yang kerdil. Akan tetapi, anak dengan kondisi stunting akan mengalami pertumbuhan otak yang lamban, sehingga memengaruhi daya pikirnya.
Baca juga: BKKBN perkuat sinergi penanganan stunting di Aceh
"Tujuan mencegah stunting agar perkembangan otak anak tidak terhambat dan memiliki intelektual yang cerdas, sehingga tercipta generasi emas Indonesia," kata Husni Thamrin.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023