Dengan adanya tanggul itu, maka akan mengubah pola arus laut sehingga akan berimplikasi pada perubahan ekosistem laut khususnya di Kepulauan Seribu,"
Jakarta (ANTARA News) - Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, membangun "giant sea wall" (tanggul raksasa) di sebelah utara Jakarta, mendapat ketidaksetujuan dari Indonesia Maritime Institute (IMI).
Direktur Eksekutif IMI, Dr Y Paonganan kepada pers di Jakarta, Selasa, mengatakan, upaya mengatasi pencemaran laut di Teluk Jakarta harus dimulai dari hulu, sistem pengolahan limbah industri dan limbah rumah tangga yang harus dibenahi, bukan malah di muara.
"Kalau yang akan dilakukan di muara, berarti cara berpikir orang yang tidak mengerti perencanaan pengelolaan ekosistem laut," katanya.
Paonganan yang akrab disapa Ongen itu menambahkan, rencana pembangunan tanggul raksasa di Teluk Jakarta akan memiliki konsekuensi lingkungan khususnya ekosistem laut.
"Dengan adanya tanggul itu, maka akan mengubah pola arus laut sehingga akan berimplikasi pada perubahan ekosistem laut khususnya di Kepulauan Seribu," tegasnya.
Jika hal ini tidak dikaji secara mendalam, lanjut Ongen, maka tentu pembangunan tanggul ini hanya sebuah megaproyek yang lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. "Kami dari IMI secara tegas menolak rencana tersebut," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai pembuatan tanggul tersebut merupakan cara reklamasi yang betul. "Nah, itu cara reklamasi yang betul. Nggak ada cara yang lain. Jadi reklamasi ini tidak merusak lingkungan. Karang semua bisa tumbuh kembali," ujarnya.
Basuki mengatakan dalam "giant sea wall" nantinya akan dibangun sekitar 17 pulau buatan. Daratan pulau itu akan diambil dari reklamasi pantai. Di atas pulau-pulau itu, rencananya akan dibangun kawasan wisata dengan apartemen dan hotel.
"Kami lagi mau melakukan pola bisnis, tapi kami belum lempar keluar. Mungkin dalam dua minggu inilah kami bisa selesaikan kajian bisnis dan hukumnya," katanya.
Meskipun banyak pihak yang meragukan rencana pembangunan ini, Basuki menyatakan optimis akan keberlangsungan proyek ini. Dalam pulau-pulau tersebut juga akan ditanami pohon bakau yang dapat menyerap racun.
"Kalau ada yang kotor masuk, kita olah jadi bersih kan? Sehingga di depan waduk giant sea wall ini apa? Laut yang bersih. Tidak ada pencemaran sungai," demikian Wagub Basuki. (*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013