Inflasi relatif terjaga, pertumbuhan ekonomi juga dinilai sangat baik, cadangan devisa juga ada di level yang baik

Jakarta (ANTARA) - Analis ICDX Revandra Aritama menyatakan penguatan rupiah pada perdagangan Jumat sore disebabkan kondisi ekonomi Indonesia yang berada pada level yang baik dan kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cukup tertekan.

“Inflasi relatif terjaga, pertumbuhan ekonomi juga dinilai sangat baik, cadangan devisa juga ada di level yang baik,” ungkap Revandra ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut, perekonomian dalam negeri yang baik disebut mampu menyerap investasi dari domestik maupun luar negeri, sehingga mempengaruhi penguatan rupiah.

Adapun kondisi ekonomi AS saat ini, disebutkan bahwa rilis tenaga kerja AS yang menunjukkan peningkatan unemployment claim.

Ini memperlihatkan pasar tenaga kerja AS yang lemah, ditambah dengan data neraca perdagangan yang saat ini berada di kisaran -74,6 miliar dolar AS dari sebelumnya -60,6 miliar dolar AS.

Baca juga: Analis: Rupiah lemah karena khawatir atas penurunan ekspor China

“Hal ini menunjukkan ekonomi AS sedang dalam kondisi tertekan, oleh karena itu The Fed dikabarkan mulai mempertimbangkan untuk menahan atau bahkan mengurangi nilai suku bunga. Jika ini benar terjadi dan kondisi ekonomi AS belum berhasil membaik, peluang rupiah untuk menguat semakin besar,” kata dia.

Kendati ada pelemahan dalam ekonomi China yang dianggap mendorong rupiah melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, dampak riil yang diberikan tak signifikan karena belum adanya rilis data konkret terutama soal neraca dagang Indonesia.

"Masih ada kekhawatiran terkait kondisi ekonomi China, namun karena belum ada rilis data konkret terutama soal neraca dagang Indonesia kondisi tersebut belum memberikan dampak riil yang signifikan, apalagi terhadap pergerakan rupiah hari ini. Namun, kondisi ekonomi China tersebut harus menjadi perhatian menyangkut perekonomian Indonesia yang pada gilirannya dapat berpengaruh pada nilai tukar rupiah," ungkap Revandra.

Pada penutupan perdagangan Jumat ini, rupiah mengalami penguatan 0,37 persen atau 55 poin menjadi Rp14.840 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.895 per dolar AS.

Sepanjang hari, rupiah bergerak dari Rp14.836 per dolar AS hingga Rp14.864 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah pada Jumat pagi melemah jadi Rp14.895 per dolar AS

Baca juga: Gubernur BI terangkan 4 alasan nilai tukar pada 2024 bakal lebih kuat

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023