sejak Oktober 2022 sampai ditargetkan selesai Desember 2023Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) mengeruk lumpur sedikitnya di 13 titik kali, danau dan waduk serta saluran penghubung (phb) di daerah itu guna menambah daya tampung air saat hujan, sekaligus mencegah banjir.
"Pengerukan-pengerukan tersebut dilakukan sejak Oktober 2022 sampai ditargetkan selesai Desember 2023," ungkap Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat, Purwanti Suryandari saat dihubungi, di Jakarta, Jumat.
Purwanti merinci 13 saluran air yang dikeruk, yakni:
1. Kali Mookervart (Lampu Merah Cengkareng)
2. Kali Duri (depan Stasiun Duri )
3. Danau Hutan Kota Srengseng
4. Kali Semanan (TSI)
5. Saluran PHB Peternakan 2 (Kapuk)
6. Saluran PHB Kamal Benda (Kalideres)
7. Waduk Bojong Indah ( Rawa Buaya)
8. Waduk Tomang Barat
9. Saluran PHB Citra 2 Extention
10. Saluran PHB 1 Maret (Kalideres)
11. Sodetan Kali Pesanggrahan (Kebon Jeruk)
12. Saluran PHB Taman Palem (Cengkareng Barat)
13. Kali Angke (belakang Trisula Center)
Ia menjelaskan penentuan titik-titik pengerukannya ditentukan berbasis potensi rawan genangan air saat hujan.
Baca juga: Anggota DPD apresiasi pengerukan Kali Mampang rampung 100 persen
"Dengan melakukan pengerukan maka akan semakin dalam, sehingga titik pengerukan terkait akan bebas genangan air dan cepat surut saat hujan dengan intensitas tinggi dan lama," tegasnya.
Ia menyebutkan, rata-rata panjang pengerukan pada setiap titik bervariasi sesuai dengan kebutuhan yakni mulai dari 200-500 meter dengan kedalaman pengerukan sekitar satu meter.
Ia memberikan contoh, pengerukan Kali Mookevart yang saat ini sedang berjalan di Rawa Buaya dilakukan sepanjang 200 meter.
Selain itu, dilakukan juga di Waduk Tomang, Danau Hutan Kota Srengseng, Waduk Bojong Indah, Kali Angke, Kali Semanan, sodetan Kali Pesanggrahan.
Selebihnya, pengerukan dilakukan tahun ini dan telah dimulai sejak Januari 2023 dan ditargetkan selesai akhir tahun 2023.
Baca juga: Dinas SDA Jaksel keruk lumpur Kali Sarua untuk cegah banjir
"Kerja pengerukan ini dilakukan bertahap. Satu saluran atau waduk selesai dikeruk, maka akan dilanjutkan dengan saluran atau waduk yang lain," jelas dia.
Ia melanjutkan, rata-rata untuk setiap pengerukan disiapkan dua alat pengeruk. Satu alat pengeruk (ekskavator) amfibi, yang turun langsung ke sungai dan alat pengeruk berlengan panjang (long-spider) dan mengeruk kali dari tepi.
Tapi, tambahnya, jumlah tersebut disesuaikan dengan kondisi saluran air yang dikeruk.
"Intinya kami berupaya menambah daya tampung air dari tiap titik pengerukan sebagai antisipasi terjadinya banjir," katanya.
Purwanti belum merinci anggaran yang digunakan untuk pengerukan tersebut, termasuk sumbernya.
Baca juga: Gerebek lumpur di Kali Sunter untuk antisipasi banjir di 14 RT
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023