BKKBN banyak melakukan inovasi terkait produk-produk obat hormon dan diproduksi secara lokalJakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan bahwa dilakukannya inovasi pada produk obat hormon yang ada saat ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencegah anak terkena stunting.
“Saya mengapresiasi kerja sama antara Unit Pengadaan Barang/Jasa BKKBN dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Hingga saat ini produk BKB Kit Stunting Tahun 2023 telah tayang di Katalog Sektoral BKKBN,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Dalam Peluncuran Konsolidasi Pengadaan Produk Dalam Negeri untuk Katalog Elektronik Tahun Anggaran 2023 di Jakarta, Rabu (7/7), ia mengatakan bahwa BKKBN banyak melakukan inovasi terkait produk-produk obat hormon dan diproduksi secara lokal.
Salah satu yang dikembangkan adalah mengadakan KB suntik tiga bulan. Walaupun perempuan telah dipasangkan KB jenis baru itu, mereka tetap bisa mengalami siklus menstruasi seperti biasa dengan normal.
Hanya saja, kata dia, berdasarkan evaluasi pengadaan BKB Kit Stunting di lapangan, banyak terjadi ketidaksesuaian spesifikasi teknis, perbedaan harga, keterlambatan pengiriman serta kekurangan item dalam satu paketnya.
Dengan demikian, Hasto Wardoyo berharap agar permasalahan tersebut mendapatkan bantuan dari pihak LKPP.
Menanggapi hal itu, Kepala LKPP Hendrar Prihadi mengatakan konsolidasi pengadaan merupakan sebuah usaha untuk mendorong percepatan penyerapan anggaran pemerintah.
LKPP sendiri sudah meluncurkan empat produk yang dikonsolidasikan yaitu pupuk NPK, USG 2 Dimensi,dan Antropometri Kit dan BKB Kit Stunting.
Ia menyebutkan dampak dari pengadaan empat produk bagi belanja negara adalah terjadinya efisiensi sebesar Rp1,69 triliun.
"Bagaimana kemudian proses pengadaan barang dan jasa yang jumlahnya besar ini bisa diterapkan dengan transparan dan efisien, apabila dipakai untuk pembelian produk dalam negeri ternyata bisa menyerap dua juta tenaga kerja, meningkatkan, mengungkit pertumbuhan ekonomi 1,5 hingga 1,8 persen,” katanya.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menambahkan selain inovasi obat hormon, pencegahan stunting bisa dilakukan melalui pengadaan USG di puskesmas guna mengetahui adanya risiko kehamilan yang dialami setiap calon ibu, sehingga bisa segera ditangani di rumah sakit.
“USG pun juga dapat mengidentifikasi stunting, karena ciri-cirinya sudah terlihat semenjak janin masih di dalam kandungan,” katanya.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengingatkan setiap pihak untuk mengikuti arahan Presiden RI Joko Widodo bahwa 95 persen dari anggaran belanja pemerintah harus dialokasikan untuk produk dalam negeri.
Hal ini menjadi upaya sekaligus dukungan bersama dalam mencapai visi besar pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Maju pada tahun 2045 atau ketika 100 tahun Indonesia merdeka.
"Ini menjadi peluang bagi kita untuk melakukan konsolidasi di katalog elektronik sehingga harganya menjadi lebih murah. Adapun tujuan konsolidasi adalah untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, memperkuat dan memberdayakan industri, serta efisiensi belanja pemerintah,” demikian Luhut.
Baca juga: Kepala BKKBN minta ibu hamil hati-hati gunakan jenis obat
Baca juga: Ahli Kandungan: Terapi hormon pada menopause berisiko kanker rahim
Baca juga: IDAI: Ada lima hormon yang terkandung dalam ASI
Baca juga: BKKBN: Obesitas pengaruhi kesuburan dan menstruasi perempuan
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023