Sosok yang akrab disapa Gus Yahya itu menjelaskan bahwa Gerakan Keluarga Maslahat NU adalah gagasan yang didesain menjadi berbagai kegiatan tingkat desa melibatkan keluarga dan warga setempat di beragam bidang kehidupan bermasyarakat.
"Sehingga NU bisa hadir secara nyata dalam memberikan pelayanan kepada warga masyarakat," katanya kepada awak media selepas diterima Presiden Jokowi.
Gus Yahya menjabarkan Gerakan Keluarga Maslahat NU nantinya akan diisi beragam program yang diupayakan melalui kerja sama dengan berbagai kementerian, seperti Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Kementerian BUMN.
Selain itu, PBNU juga berencana mengembangkan kerja sama dengan pihak nonpemerintah, meskipun hal itu belum terwujud apapun sejauh ini.
"Yang sudah siap, karena ini sejak awal terbentuknya PBNU sudah dimulai penggalangan kerja sama dengan kementerian-kementerian ini, maka sekarang programnya sudah siap," kata Gus Yahya.
Gus Yahya menyatakan Presiden Jokowi cukup antusias atas inisiatif Gerakan Keluarga Maslahat NU dan berkenan memberikan dukungan.
Menurut Gus Yahya hal itu tidak lepas dari anggapan bahwa inisiatif tersebut beririsan dengan kepentingan pemerintah, mengingat sejumlah kegiatan dalam Gerakan Keluarga Maslahat NU merupakan program-program kementerian dan pemerintah.
"Presiden berkenan memberikan dukungan dan bahkan ya menyediakan katakanlah wibawa beliau sebagai dukungan pada gerakan ini supaya warga masyarakat lebih mudah diajak untuk berpartisipasi," ujar Gus Yahya.
Sebelumnya, pada Rabu (7/6), PBNU menggelar sosialisasi Gerakan Keluarga Maslahat NU untuk wilayah Jawa Timur.
Gus Yahya yang hadir langsung dalam sosialisasi tersebut menjelaskan Gerakan Keluarga Maslahat NU meliputi sejumlah dimensi program seperti pendidikan, kesehatan, dan kewirausahaan.
Gus Yahya mencontohkan Program Ketahanan Keluarga yang dilaksanakan menggandeng Kementerian Agama sebagai salah satu program kerja Gerakan Keluarga Maslahat NU.
Baca juga: PBNU tegaskan independensi dan netralitas NU tidak berubah sejak 1926
Baca juga: PBNU gagas forum dialog antaragama dalam Keketuaan ASEAN
Baca juga: Gus Yahya larang siapapun untuk berpolitik atas nama NU
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023