Jakarta (ANTARA) - AVK Fusion Indonesia meluncurkan AVK Control Valve yang merupakan alat penting untuk mengatasi potensi kebocoran air dan mengurangi tekanan air sehingga jumlah kehilangan air atau non revenue water (NRW) bisa diminimalisir.
“Digitalisasi untuk teknologi air penting dilakukan saat ini. AVK Fusion Indonesia memandang perlu manajemen tekanan (bar) melalui alat AVK Control Valve,” kata Sales Manager Water Division West Area Irvan Hasudungan dalam diskusi Digitalisasi Untuk Teknologi Air, di Jakarta, Kamis.
Irvan mengatakan Indonesia perlu memikirkan manajemen tekanan air karena menurut Bank Dunia terdapat lebih dari 32 miliar meter kubik air yang sudah diolah hilang karena kebocoran dari jaringan-jaringan distribusi setiap tahun.
Sedangkan 16 miliar meter kubik lainnya tersalurkan ke pelanggan tanpa ditagih karena pencurian, pembacaan meter yang buruk, atau korupsi.
"Bahkan, biaya tahunan total yang harus ditanggung perusahaan air minum di seluruh dunia akibat hal tersebut mencapai 14 miliar dolar AS," katanya.
Baca juga: BMKG tekankan pentingnya manajemen air hadapi cuaca ekstrem
Di sejumlah negara berpenghasilan rendah, kata dia, kerugian ini mewakili 50 sampai 60 persen dari pelayanan air dengan perkiraan global sekitar 35 persen.
“Penghematan separuh saja dari jumlah ini akan memberikan pelayanan air kepada 100 juta penduduk lainnya tanpa investasi lebih lanjut,” ujar Irvan.
Ia menjelaskan, dalam menangani kebocoran itu memerlukan beberapa strategi yaitu manajemen tekanan, pengontrolan kebocoran secara rutin hingga perbaikan yang cepat dan berkualitas.
"Keuntungan dari tekanan (bar) rendah secara konstan antara lain dapat meminimalkan kehilangan air melalui kebocoran, meminimalkan risiko pecahnya pipa, mengurangi kontaminasi air, mengurangi tekanan pada infrastruktur dan memperpanjang masa pakai aset," katanya.
Selain itu, juga terdapat manfaat seperti lebih sedikit gangguan pada konsumen, hemat energi untuk pemompaan, dan penghematan biaya untuk utilitas air.
“Korelasi antara seberapa besar persentase kita mengatur tekanan di jaringan berkaitan dengan seberapa besar pengurangan air yang mengalami kebocoran,” kata Irvan.
Baca juga: PAM dorong warga lakukan manajemen air untuk pemerataan suplai
Oleh sebab itu, AVK Control Valve dinilai menjadi alat yang penting untuk mengatasi potensi kebocoran air karena secara otomatis mengurangi tekanan saluran masuk yang lebih tinggi ke tekanan hilir yang lebih rendah.
Setelah keluar dari alat ini maka tekanan air akan turun dan stabil serta konstan yang kemudian alat tersebut dikombinasikan dengan Intelligent Control Valve.
AVK/ACMO Pressure Management Device (PMD) adalah pengontrol yang dapat menyediakan berbagai aplikasi kontrol untuk berbagai jenis valve atau katup solenoid dengan penggerak listrik.
“Kita fokus membangun control valve. Apa pun itu yang perlu kita kontrol secara otomatis seperti pressure, flow dan level. Jadi, tidak butuh lagi pengontrolan secara manual by regulator. Input sekali, semua sudah bisa terbaca,” katanya.
Sementara itu, Technical Engineer AVK Fusion Indonesia Ananda Putra menjelaskan, otomatisasi control valve dari AVK bisa diimplementasikan ke beberapa jenis control valve.
Baca juga: Pemkot Denpasar jajaki kerja sama sistem manajemen air dengan Korea
“Kalau memang kita memerlukan otomatisasi kita bisa menggunakan PMD ini terkait dengan control valve tersebut,” kata Ananda.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023