Penggunaan fasilitas pinjaman dan kas internal untuk pembayaran kembali surat utang tidak berdampak terhadap likuiditas perseroan
Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melakukan pembelian kembali (buyback) surat utang senilai 499,85 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp7,43 triliun.
Langkah itu sebagai upaya dalam mengelola utang dengan lebih terukur, prudent dan efisien, sehingga dapat memperkuat eksekusi setiap rencana bisnis ke depan.
Corporate Secretary PGN Rachmat Hutama dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis, menjelaskan surat utang yang dilunasi adalah sisa pokok Senior Notes due 2024 sebesar 950 juta dolar AS atau setara Rp14,2 triliun, yang masa penawaran tendernya telah habis.
Setelah buyback ini, Ia menyebut nilai surat utang PGN yang tidak terserap tersisa 450,14 juta dolar AS. “Penggunaan fasilitas pinjaman dan kas internal untuk pembayaran kembali surat utang tidak berdampak terhadap likuiditas perseroan,” ujar Rachmat.
Sebelumnya, PGN direncanakan melaksanakan tender offer untuk membeli secara tunai seluruh surat utang senior berbunga 5,1 persen yang jatuh tempo pada 2024.
Harga penawaran tender sebesar 1.006 dolar AS per 1.000 dolar AS, yang akan didanai menggunakan dana pinjaman komersial eksternal dan dana internal perusahaan.
Baca juga: PGN berkomitmen selesaikan pipa gas ke KIT Batang tepat waktu
Baca juga: PGN Saka siap eksplorasi potensi migas di Wilayah Kerja Sangkar
"Tender offer ini dilakukan sebagai langkah proaktif perseroan dalam mengelola obligasi (surat utang) yang akan jatuh tempo," ujar Rachmat.
Adapun, masa penawaran tender berlaku hingga 25 Mei 2023 pukul 17.00 waktu New York, AS, kecuali diperpanjang atau dihentikan lebih awal seperti yang dijelaskan dalam memorandum penawaran tender.
Rachmat menjelaskan langkah PGN untuk menata kembali pinjaman telah berlangsung sejak 2022, yang mana perseroan melakukan pembelian kembali obligasi dengan jumlah pokok agregat sebesar 400 juta dolar AS menggunakan dana internal perusahaan pada Desember 2022.
Pasca tender offer, utang obligasi perusahaan menyusut dari 1,7 miliar dolar AS menjadi sekitar 1,3 miliar dolar AS.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada pekan lalu (30/5), perseroan menetapkan pembagian dividen sebesar 228,36 juta dolar AS, atau setara dengan 70 persen laba bersih tahun buku 2022 yang sebesar 362 juta dolar AS.
Dividen yang dibagikan setara Rp141,05 per saham, yang mana dengan harga saham PGAS yang di level Rp 1.430 per saham, maka yield dividen PGN sebesar 9,86 persen.
Baca juga: PGN setujui pembagian dividen 228,36 juta dolar AS
Baca juga: RUPST PGN angkat Arief Setiawan Handoko jadi direktur utama
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023