"Sejak beberapa waktu terakhir sering ditemukan bangkai penyu mati di kawasan laut dan pulau di Pariaman, dugaan kuat karena racun potasium," kata Petugas Patroli Polisi Air Polres Pariaman, Bripka Purba di Pariaman, Senin.
Menurutnya, di Pariaman masih ada nelayan yang memakai racun potasium untuk menangkap ikan.
Apakah nelayan lokal atau nelayan asal luar daerah, pemakai potasium ini tak diketahui dari mana asalnya, namun menurut informasi yang ia himpun kebanyakan dari Sibolga, Sumatra Utara.
Purba menjelaskan, biasanya nelayan yang menggunakan racun potasium, ikan-ikan tak langsung mati, kuat dugaan ikan yang terkena potasium itu dimakan oleh penyu sehingga penyu ikut keracunan.
Pada Minggu (10/2), seekor Penyu hijau dengan berat kira-kira 20 kilogram ditemukan mati terdampar di pantai Pulau Ansoduo, 1,5 kilometer dari Pariaman dengan kondisi kulit mengelupas.
Setelah diperiksa, bangkai penyu tersebut selanjutnya dikuburkan di pasir pantai Pulau Ansoduo.
Kasus matinya penyu tersebut telah dilaporkan petugas Pol Air kepada pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pariaman.
Pihaknya di Pol Air Pariaman siap bekerja sama dengan pihak DKP untuk mengawasi populasi penyu di perairan Pariaman.
Sementara itu, penjaga Pulau Ansoduo, Abdul Rahman, mengatakan, aksi perburuan telur penyu di kawasan perairan Pariaman sangat marak.
Menurutnya, pencari telur penyu itu tak segan-segan membunuh penyu untuk sekedar mendapatkan telurnya. Mereka musuh utama populasi penyu di Pariaman.
"Bukan sekedar mencari telur penyu, oknum tak bertanggungjawab ini juga tak segan-segan menangkap dan membedah perut penyu untuk mendapatkan telurnya secara cepat," katanya.
Jumlah pencari telur penyu itu, katanyam cukup banyak. Biasanya mereka beroperasi pada malam hari menggunakan perahu kecil.
Jika terus dibiarkan, ini akan jadi ancaman bagi populasi penyu, tegasnya.
(ANTARA)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013