Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket memandang bahwa Festival Film Uni Eropa (EU) Europe on Screen (EoS) menjadi ajang komunikasi budaya antara Eropa dan Indonesia, terutama terkait produksi film.
Piket menekankan bahwa hubungan internasional yang terjalin antara Eropa dan Indonesia tidak harus selalu dilihat dari bidang politik hingga ekonomi saja, melainkan juga perlu dilihat dalam bidang kebudayaan.
"Menurut saya festival film ini salah satu cara untuk dapat menjangkau masyarakat Indonesia. Ini (festival EoS) bukan (hubungan) politik, ini bukan diplomasi atau perdagangan. Ini komunikasi antara budaya Eropa, termasuk produksi film, dan penonton di Indonesia," kata Piket saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Menurut Piket, hubungan di bidang kebudayaan antara Eropa dan Indonesia sangat penting untuk mendukung lahirnya sineas-sineas baru di Indonesia. Hal ini telah diwujudkan EoS melalui Short Film Pitching Project, program pendanaan untuk film pendek, yang diadakan setiap tahun.
Di samping program pendanaan, festival EoS juga menghadirkan lokakarya (workshop) yang diisi oleh para praktisi dan sineas Eropa dengan harapan dapat menginspirasi sineas Indonesia.
Baca juga: EoS 2023 bawa 73 film dari 24 negara Eropa untuk penonton di Indonesia
Piket mengatakan bahwa industri film Eropa saat ini mengalami peningkatan yang dinamis. Ini juga ditandai dengan peningkatan jumlah produksi film dan penonton bioskop setelah pandemi COVID-19.
"Penonton bioskop (di Eropa) naik pada 2022 sebesar 65 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, kami hampir kembali, dalam hal jumlah, seperti masa sebelum pandemi COVID-19. Dan tentunya juga dalam hal pendapatan," kata dia.
Piket mengatakan pihaknya optimis terhadap peningkatan produktivitas dan kreativitas di industri film Eropa setelah melalui masa sulit pandemi. Dia juga merasa bangga karena bisa mempersembahkan film-film Eropa yang dapat disaksikan penonton Indonesia melalui festival EoS.
"Kami bertekad untuk melanjutkan festival ini untuk dapat menjangkau penonton Indonesia melalui budaya, termasuk menjangkau orang-orang dari semua lapisan masyarakat dari usia tua dan muda," kata dia.
"Yang terpenting dari film-film di festival ini bukanlah film blockbuster khas Hollywood dengan skenario yang hampir dapat kita prediksi," imbuh Piket.
Baca juga: BIFAN kembali tahun ini dengan hadirkan 262 film dari 51 negara
Dia memandang bahwa festival EoS yang membawa keragaman genre film memiliki makna tersendiri bagi penonton Indonesia. Piket berharap festival EoS mendapat sambutan yang baik dari penonton Indonesia yang tidak hanya berhenti pada tahun ini saja melainkan dapat kembali menikmati festival di tahun-tahun selanjutnya.
Europe on Screen (EoS) mulai digelar pada 16-25 Juni 2023 dengan menghadirkan 73 program film dari 24 negara Eropa yang akan diputar di tujuh kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Bekasi, Denpasar, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta.
Selain film-film Eropa, festival EoS akan menayangkan tiga film pendek terpilih karya sineas muda tanah air dari program Short Film Pitching Project 2022 yakni "Dengung Lebah" (Buzzing Bee), "Passing", dan "Make a Wish".
Baca juga: Balinale 2023 hadirkan 45 film dari 13 negara
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023