pendapatan terbesar diperoleh dari Sarinah Thamrin
Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan milik negara yang bergerak pada usaha ritel dan distribusi PT Sarinah (Persero) menargetkan pendapatan sebesar Rp585 miliar pada tahun 2013, meningkat sekitar 17 persen dibanding pendapatan tahun 2012 sekitar Rp500 miliar.
"Pertumbuhan total pendapatan pada 2013 terutama didorong kontribusi pendapatan jasa ritel yang mencapai di atas 50 persen," kata Direktur Utama Sarinah Mira Amahorseya di sela acara "Gelar IndiPreneur Fest 2013 untuk UMKM" di Jakarta, Senin.
Menurut Mira, pada tahun 2013 perusahaan juga diharapkan mampu menggenjot laba menjadi Rp27,6 miliar, naik 20 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai Rp23 miliar.
Saat ini Sarinah memiliki tiga divisi yaitu ritel, distribusi dan perdagangan, serta properti.
Perusahaan departement store pertama di Indonesia yang merupakan milik negara ini didirikan pada 7 Agustus 1962.
"Kinerja Sarinah terus digenjot, sehingga menjadi perusahaan ritel modern, tangguh dan inovatif, berwawasan global dengan sentuhan budaya Indonesia yang mengutamakan kebutuhan konsumen," kata Mira.
Saat ini tambahnya, Sarinah memiliki enam gerai yang tersebar di Jakarta (Thamrin, dan Pejaten), Yogyakarta, Malang, Semarang, Bali.
"Dari enam gerai tersebut, pendapatan terbesar diperoleh dari Sarinah Thamrin," tuturnya.
Pada tahun 2013, Sarinah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp74 miliar.
"Sumber pembiayaan capex akan diperoleh dari kas internal perusahaan," ucapnya.
Terkait rencana perusahaan melepas kepemilikan saham kepada publik (IPO), Mira menuturkan masih dalam tahap pengkajian yang dimasukkan dalam rencana jangka panjang perusahaan.
Sebelumnya diberitakan IPO Sarinah diharapkan dapat meraup dana sekitar Rp1,5 triliun.
"IPO masih belum bisa terlaksana dalam waktu dekat. Itu jangka panjang, karena kita harus fokus terlebih dahulu pada upaya profitisasi perusahaan," ujarnya.
(R017/C004)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013