Sangat egois dan tidak bertanggung jawab
Beijing (ANTARA) - China menilai upaya Jepang membuang air terkontaminasi nuklir ke laut adalah perbuatan sangat egois dan tidak bertanggung jawab.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Wang Webin di Beijing, Rabu (7/6), mengatakan lautan adalah objek bersama umat manusia dan bukan saluran pembuangan pribadi Jepang.
Menurut media Jepang, sebuah laporan yang baru-baru ini dirilis Tokyo Electric Power Company (TEPCO) menunjukkan bahwa unsur radioaktif Cs-137 pada ikan black rockfish yang ditangkap di pelabuhan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi pada Mei lalu jauh melebihi tingkat keamanan, yakni mencapai 18.000 Becquerel (Bq)/kg atau 180 kali lipat dari standar maksimum yang ditetapkan dalam undang-undang keamanan pangan Jepang.
"Pemerintah Jepang telah berulang kali berusaha untuk menutup-nutupi fakta negatif pembuangan air terkontaminasi nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, mengklaim bahwa air itu tidak berbahaya dan pembuangannya dapat dibenarkan, serta menyebutnya sebagai satu-satunya pilihan. Namun, fakta membuktikan sebaliknya," kata Wang menanggapi laporan tersebut.
Menurut dia, banyak masyarakat internasional yang bertanya-tanya apakah air terkontaminasi nuklir itu aman dan kenapa Jepang tidak membuangnya ke danau pedalaman.
"Mengapa Jepang bersikeras membangun terowongan pembuangan dan ingin sekali melakukan rencananya?" tanya Wang.
Dia menambahkan bahwa jawaban dari komite pakar Jepang sendiri cukup terus terang, yaitu membuang ke laut adalah pilihan termurah dengan risiko mencemari Jepang diri sendiri yang minimum.
"Sangat egois dan tidak bertanggung jawab membiarkan seluruh dunia menanggung akibatnya dan menghemat uang untuk Jepang sendiri. Lautan adalah objek bersama umat manusia, bukan saluran pembuangan pribadi Jepang," tegasnya.
Mengenai pembuangan air itu, Wang menyebut Jepang jelas memiliki pilihan lain. Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menawarkan lima proposal dan para pakar dari negara-negara tetangga mengusulkan rencana lebih aman dan bijaksana, seperti penyimpanan jangka panjang, imbuhnya.
Tanpa menilai sejumlah alternatif secara menyeluruh, Wang mengatakan Pemerintah Jepang secara sepihak memutuskan untuk membuang air itu ke laut.
"Langkah egois seperti itu yang membahayakan kepentingan bersama seluruh umat manusia, tidak akan meyakinkan masyarakat, baik itu dari Jepang atau dari negara lain," ujar Wang Webin.
Hal itu merupakan tindakan tercela yang akan merugikan penduduk negara tetangga Jepang dan kepulauan Pasifik, serta merusak reputasi Jepang di kalangan masyarakat internasional.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023