...saat panen raya, harga gaplek berkisar Rp200 hingga Rp300 per kilogram, sementara ketela yang belum diolah sebesar Rp800 hingga Rp1.200. Harga ini sangat murah, tidak mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Gunung Kidul."

Gunung Kidul (ANTARA News) - Pabrik tepung ketela pohon di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak mampu menampung seluruh hasil panen petani di wilayah setempat.

Kepala Badan Pelaksanaan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Gunung Kidul Azman Latif di Gunung Kidul, Senin, mengatakan pabrik ketela pohon yang ada hanya mampu memproduksi satu ton per hari, sedangkan total hasil panen ketela petani mencapai satu juta ton per tahun.

"Pada 2010, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul mendapat bantuan peralatan canggih untuk mengolah ketela pohon dari Kementerian Pertanian, tetapi tidak mampu menampung ketela pohon dari petani Gunung Kidul," kata Azman.

Dia mengatakan peralatan bantauan dari Kementerian Pertanian berupa alat pengupas ketela hingga alat pembuat tepung saat ini dikelola oleh masyarakat secara mandiri.

"Pabrik ini baru beroperasi sekitar dua tahun, sehingga belum mampu memproduksi tepung secara maksimal," kata dia.

Menurut dia, kendala utama produksi tepung ketela pohon yakni minimnya ketersediaan air pada musim kemarau. Padahal, produksi tepung ketela membutuhkan air dengan jumlah relatif cukup.

"Minimnya ketersediaan air sebagai sarana pendukung produksi menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. Ketersediaan air memang menjadi masalah utama seluruh pabrik di Gunung Kidul," kata dia.

Ia mengatakan pabrik tepung ketela pohon dibutuhkan di Gunung Kidul.

Selama ini, ketela pohon hanya dibuat gaplek dan dibuat pakan ternak, sehingga, petani tidak memiliki tambahan pendapatan dari hasil panen mereka.

"Pada saat panen raya, harga gaplek berkisar Rp200 hingga Rp300 per kilogram, sementara ketela yang belum diolah sebesar Rp800 hingga Rp1.200. Harga ini sangat murah, tidak mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Gunung Kidul," katanya.

Dia mengatakan hasil produksi ketela pohon di Gunung Kidul mencapai satu juta ton dalam satu tahun dengan luasan lahan tanaman mencapai 55.000 hektare.

Hampir seluruh petani Gunung Kidul menanami lahan tegalan, pekarangan, dan persawahan dengan ketela pohon.

Dia mengatakan jumlah produksi ketela di Gunung Kidul setiap tahun mengalami peningkatan.

Dari produksi satu juta ketela tak lebih dari 40 persen yang dimanfaatkan untuk bahan baku tepung, sedangkan sisanya dibuat gaplek.

"Pada dasarnya, jika ada investor pengolahan ketela pohon menjadi tepung atau bahan baku lainnya maka nilai jual ketela tingkat petani semakin tinggi. Dampaknya akan meningkatkan kesejahteraan petani di Gunung Kidul," katanya. (STR/M029)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013