Sorong (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyosialisasikan senam "Hajar Serangan Fajar" kepada warga Suku Moi di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, dalam upaya mengampanyekan gerakan antikorupsi.
"Kami ingin memberikan kesadaran pada masyarakat adat Suku Moi agar tidak menjadi korban politik uang melalui senam 'Hajar Serangan Fajar'," kata Spesialis Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Epi Handayani di sela Festival Egek di Desa Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Rabu.
Penyampaian materi antikorupsi melalui gerakan senam dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat mengingat dan memahaminya.
"Sebentar lagi pemilu, akan datang setan memberikan uang, namanya serangan fajar, kalau terima masuk neraka, daripada kita terima, lebih baik kita goyang chachacha," demikian Epi menyanyi sambil memeragakan gerakan senam "Hajar Serangan Fajar".
Sosialisasi senam "Hajar Serangan Fajar" merupakan bagian dari Festival Egek yang berlangsung di Desa Malaumkarta dari 5 hingga 8 Juni 2023.
Epi mengatakan bahwa Festival Egek dapat menjadi ajang kampanye antikorupsi di wilayah Indonesia Timur, khususnya kepada masyarakat yang tinggal jauh dari perkotaan.
Ia menyampaikan bahwa KPK memiliki trisula strategi penanggulangan korupsi, yang meliputi penindakan, pencegahan, dan pendidikan.
"Dalam bidang pendidikan, ada formal dan nonformal. Formal itu biasanya di sekolah, sedangkan di adat ini kita lakukan yang nonformal," katanya.
Epi berharap masyarakat mewaspadai korupsi, karena tindakan kejahatan itu merugikan negara dan masyarakat.
Baca juga:
YKAN dukung pemberdayaan perempuan dan pelestarian budaya Suku Moi
Kemendikbudristek dukung upaya pemajuan budaya Suku Moi
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023