"Kegiatan yang diselenggarakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) itu sebagai salah satu motivasi bagi masyarakat Kota Sorong dalam kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami," kata Ruddy Laku saat menutup sekolah lapang gempa bumi di Sorong, Papua Barat Daya, Rabu.
Menurut dia, pemerintah selalu menyambut baik kegiatan positif yang diberikan sebagai edukasi kepada masyarakat untuk mengetahui potensi gempa bumi dan tsunami.
Baca juga: Sekolah lapang gempa bumi di Jember wujudkan kesiapsiagaan warga
Data BMKG menyebutkan wilayah Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya memiliki kawasan dengan tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi di Indonesia terkait aktivitas subduksi dan sesar aktif.
Sumber sesar aktif itu yakni Zona Sesar Sorong, Zona Sesar Yapen, Zona Sesar Mamberamo, Zona Sesar Ransiki-Wandamen, Zona Sesar Tarera-Aiduna, dan Zona Sesar Naik Jayawijaya.
Baca juga: BMKG gelar Sekolah Lapang Gempa tingkatkan edukasi mitigasi bencana
Selain itu, gempa Sorong pada 4 September 2015 dengan magnitudo 6,8 yang mengakibatkan 67 orang mengalami luka dan ratusan bangunan dan rumah mengalami kerusakan.
"Oleh karena itu, kami sangat mendukung penuh pelaksanaan kegiatan sekolah lapang gempa bumi tersebut," kata Ruddy Laku.
Baca juga: BMKG laksanakan sekolah lapang minimalisasi dampak gempa dan tsunami
"Kami juga sangat mengharapkan sekolah lapang tersebut menjadi role model dalam mengantisipasi bencana dan berlanjutan dilakukan secara berkala di seluruh wilayah yang berpotensi terjadi gempa bumi dan tsunami," ucapnya.
Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023