Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki merupakan mitra yang setara untuk terlibat dalam pembangunan bangsa sebagaimana yang dimandatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.
“Perempuan dan laki-laki adalah mitra yang setara dalam pembangunan, sesuai dengan amanat dan cita-cita bangsa yang telah tertuang dalam konstitusi Undang-Undang Dasar Negara 1945. Inilah yang perlu kita pahami bersama,” kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam Peluncuran Kanal Perempuan dan Anak di RRI Play Go di Jakarta, Rabu.
Bintang menyoroti kesenjangan antara laki-laki dan perempuan ketika mengakses informasi masih nyata terjadi. Permasalahan ini dirinya tekankan tidak boleh lebih lama berlarut karena konstitusi negara secara tegas menyatakan bahwa perempuan, harus ikut terlibat dan berperan secara aktif dalam pembangunan.
Terlebih di masa kini telah terjadi transformasi digital yang telah mendorong banyak perubahan di ranah sosial, ekonomi hingga jajaran pemerintahan, sehingga perkembangan itu harus direspon dengan memperhatikan inklusi gender.
Sebab transformasi digital yang terjadi dalam pembangunan secara signifikan terbukti mampu memberikan peluang bagi para perempuan untuk mendorong perbaikan ekonomi. Keterlibatan perempuan yang paling nyata bisa dirasakan ketika menjadi motor penggerak UMKM ketika krisis pandemi COVID-19 melanda beberapa waktu lalu.
Menurut Bintang kontribusi perempuan dalam transformasi digital tidak hanya mampu mendongkrak perekonomian saja, namun juga bisa diorientasikan untuk mengakselerasi kesejahteraan dan kualitas hidupnya melalui adopsi teknologi.
“Perempuan berpeluang untuk menambah penghasilan, meningkatkan prospek pekerjaan, hingga memperoleh berbagai pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya. Kecanggihan yang ditawarkan teknologi mendukung perempuan untuk semakin berdaya dan mampu berkontribusi di semua bidang terutama dalam ekonomi digital,” katanya.
Bintang berharap semakin banyak perempuan Indonesia yang memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana mengembangkan atau meningkatkan kualitas diri, baik secara personal maupun finansial.
Maka dari itu, ia mengajak semua pihak untuk menjadikan kesetaraan gender (gender equality) sebagai urgensi dalam mewujudkan transformasi digital yang setara bagi semua pihak di Indonesia. Hal itu dikarenakan data risiko dalam dunia digital menunjukkan bahwa perempuan dan anak merupakan kelompok yang rentan mengalami kekerasan berbasis gender online.
“Ini masih menjadi tugas untuk kita semua, untuk kita selesaikan berkaitan dengan data-data isu-isu perempuan dan anak yang sangat kompleks dan multisektoral,” ujarnya.
Baca juga: Menteri PPPA: Ibu perlu dorong anggota keluarga perokok stop merokok
Baca juga: Menteri PPPA apresiasi Gender Dashboard perempuan UMKM
Baca juga: Kemen PPPA luncurkan modul cegah dan tangani kekerasan seksual anak
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023