Polisi mengatakan mereka telah menangkap pelaku, yakni seorang pria berusia 19 tahun yang mengenal salah satu korban yang ditembaknya di tengah kerumunan yang baru saja keluar dari upacara kelulusan SMA Huguenot di dalam sebuah aula di kampus Virginia Commonwealth University.
Pelaku kemungkinan akan dituntut dengan dua dakwaan pembunuhan tingkat dua di samping pelanggaran lainnya, kata penjabat kepala polisi Richmond Rick Edwards dalam konferensi pers.
Edwards menyebut perilaku penembak itu pengecut karena ia hanya bermasalah dengan satu orang di kerumunan itu.
"Ketika ada kerumunan seperti ini, orang yang tidak bersalah akan terperangkap dalam kekacauan, dan itulah yang terjadi hari ini," ujar Edwards.
Dia mengatakan acara kelulusan seharusnya menjadi tempat yang aman.
"Sangat tragis bahwa seseorang memutuskan untuk membawa senjata ke insiden ini dan meneror komunitas kami," tambahnya.
Amerika Serikat telah sering mengalami penembakan massal di tempat-tempat umum seperti sekolah, pusat perbelanjaan, dan gereja.
Baca juga: Empat tewas dalam penembakan di Alabama Amerika Serikat
Penembakan massal di Virginia itu adalah yang ke-279 di AS dalam 157 hari pertama pada 2023, menurut Data Kekerasan Senjata AS, yang menggunakan definisi empat orang atau lebih yang ditembak atau dibunuh dalam satu insiden, tidak termasuk penembaknya.
Korban adalah pria berusia 18 dan 36 tahun, kata Edwards, tanpa mengonfirmasi laporan sebuah media mengenai kemungkinan keduanya adalah ayah dan anak.
Beberapa korban luka di antaranya adalah seorang pria berusia 31 tahun dengan luka serius dan empat pria lainnya berusia 14, 32, 55 dan 58 tahun yang diperkirakan akan selamat, jelas Edwards.
Selain itu, seorang gadis berusia sembilan tahun menjadi korban tabrak mobil akibat kekacauan yang disebabkan peristiwa penembakan itu, dan banyak orang lainnya terluka karena jatuh atau menderita kecemasan.
Tersangka melarikan diri dari tempat kejadian dengan berjalan kaki dan ditangkap dengan empat pistol yang tiga di antaranya mungkin telah ditembakkan.
Edwards mengatakan perlu penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan senjata mana yang digunakan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Lima tewas akibat penembakan di Kentucky
Baca juga: Anak-anak dan remaja di AS lebih berpotensi tewas akibat senjata api
Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023