adanya peraturan yang mewajibkan kementerian/lembaga, pemerintah daerah untuk membelanjakan anggaran untuk kendaraan listrik, demand terhadap EV di Indonesia menjadi potensial untuk digarap oleh Daihatsu

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengajak perusahaan otomotif asal Jepang Daihatsu untuk ikut mendukung ekosistem pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.

Pertemuan dengan Daihatsu Motor Co., Ltd dilakukan di sela rangkaian lawatan Menperin di Tokyo, Jepang, Selasa (6/6). Agus menuturkan, pemerintah Indonesia akan membantu para prinsipal otomotif asal Jepang yang berinvestasi di Indonesia dengan menyiapkan berbagai fasilitas insentif pengembangan EV.

Terlebih, sekitar tiga bulan yang lalu, Indonesia telah mengeluarkan program insentif untuk belanja mobil dan motor listrik dengan syarat kendaraan tersebut sepenuhnya EV dan mampu memenuhi ketentuan minimal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Kami berharap Daihatsu dapat ikut berpartisipasi, karena baru ada dua perusahaan yang eligible masuk dalam program ini,” tuturnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Sebagai upaya mendorong ekosistem EV di Tanah Air, lanjut Menperin, juga telah ditandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

“Dengan adanya peraturan yang mewajibkan kementerian/lembaga, pemerintah daerah untuk membelanjakan anggaran untuk kendaraan listrik, demand terhadap EV di Indonesia menjadi potensial untuk digarap oleh Daihatsu,” sebutnya.

Menanggapi penyataan Menperin, Chairman Daihatsu Motor Co., Ltd Matsubayashi Sunao mengatakan pihaknya akan mengupayakan hadirnya kendaraan elektrifikasi di Indonesia, namun, perlu bekerja keras lagi untuk menyiapkan line up produksi yang sesuai dengan daya beli masyarakat.

“Selain itu, Daihatsu belum memproduksi EV di Jepang. Rencananya tahun depan baru akan memulai produksi EV,” ujar Matsubayashi.

Pasar LCGC

Selain terkait kendaraan listrik, pada pertemuan dengan Daihatsu, Menperin juga mengangkat mengenai Low-Cost Green Car (LCGC).

Agus mengatakan, program LCGC memiliki target pasar yang berbeda dari EV, sehingga memiliki strategi yang berbeda pula untuk pengembangannya. Program LCGC mengatur level emisi yang keluar dari kendaraan roda empat.

“Jadi kami mengatur level maksimum dari standard emission yang keluar dari mobil tersebut. Tentu level maksimumnya akan kami evaluasi, apakah perlu diperketat,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Menperin menyampaikan dukungan bagi Daihatsu untuk dapat meningkatkan penggunaan komponen lokal dari Indonesia dalam produksinya, khususnya yang dihasilkan oleh Industri Kecil dan Menengah (IKM).

“Komponen perusahaan Indonesia telah mampu memenuhi spesifikasi, standar, dan kualitas yang ditetapkan pabrikan Jepang,” ujarnya.

Menperin juga menyampaikan apresiasi kepada Daihatsu untuk capaian ekspor ke-77 negara yang mencapai 160 ribu unit atau sekitar 33,8 persen dari total ekspor kendaraan jenis Completely Build Up (CBU) Indonesia pada tahun 2022 sebesar 473 ribu unit.

Pada Mei 2023, Daihatsu Indonesia juga memproduksi 8 juta unit kendaraan bermotor roda empat. Sebanyak 17 persen atau sekitar 1,34 juta unit di antaranya merupakan produk yang telah diekspor secara global.

“Pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan Daihatsu agar dapat meningkatkan pasar ekspor baik dari sisi jumlah dan jenis kendaraan, maupun negara tujuan ekspor,” kata Menperin.


Baca juga: Menperin jajaki pengembangan bioteknologi dengan perusahaan Jepang
Baca juga: Bertemu Mazda dan Fuso, Menperin minta dukungan percepatan EV
Baca juga: PMI manufaktur Indonesia Mei 2023 masih di level ekspansi 50,3

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023