Laksamana TNI Muhammad Ali di Makassar, Rabu, menyampaikan bahwa monumen itu merupakan simbol dari pelaksanaan MNEK ke-4 di Kota Makassar.
"Monumen ini adalah simbol bahwa Multilateral Naval Exercise Komodo yang ke-4 dilaksanakan di Makassar," ujarnya.
Menurut Ali, Kota Makassar merupakan tempat yang sangat strategis, khususnya bagi suku Bugis-Makassar yang telah memiliki tradisi melaut selama berabad-abad.
Ia pun merepresentasikan komitmen bersama dalam persatuan maritim internasional dan satu arah dalam berkontribusi menjaga perdamaian maritim dalam region.
"Monumen ini juga merupakan simbol apresiasi tertinggi dalam dedikasi dan partisipasi MNEK ke-4," ucap Ali lagi.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan monumen MNEK dibangun di Kawasan Center Point of Indonesia (CPI), dan didesain khusus oleh dirinya.
"Jadi idenya dari saya langsung. Desainnya saya yang buat," kata Danny -- sapaan akrab Ramdhan Pomanto.
Dia menyampaikan ada makna di setiap bentuk monumen tersebut, seperti patung Komodo, ikon nasional yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
"Komodo ikon nasional, jadi di atas. Kemudian ada bola dunia, dan pedang itu ikon angkatan laut. Pedang poranya, kira-kira begitu. Baru ada 36 tanda tangan dari semua delegasi," ungkapnya.
Danny mengaku tidak pernah membayangkan kawasan reklamasi CPI itu bisa menjadi bagian dari sejarah MNEK, yakni latihan non-perang dengan melibatkan Angkatan Laut (AL) dari 36 negara.
"Sekarang monumen itu ada di sini, itu akan selalu mengingatkan kita bahwa MNEK pernah ada di sini. Ini juga akan menjadi warisan budaya bagi generasi penerus kita untuk menceritakan kisahnya melalui bentuk dan simbol," tutur Danny Pomanto.
Baca juga: Panglima TNI mengapresiasi Pemkot Makassar atas penyelenggaraan MNEK
Baca juga: Angkatan Laut 36 negara meriahkan MNEK 2023 di Makassar
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023