Kiev (ANTARA) - Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kakhovka di Ukraina hancur total dan tidak dapat diperbaiki kembali, demikian disampaikan Ukrhydroenergo, perusahaan pembangkit listrik tenaga air yang dikelola negara tersebut, Selasa (6/6).
Pasukan Rusia meledakkan ruang mesin PLTA itu pada Selasa dini hari hingga menyebabkan penurunan tak terkendali pada permukaan air di bendungan Kakhovka, kata Ukrhydroenergo dalam pernyataannya.
Perdana Menteri (PM) Ukraina Denys Shmyhal mengatakan via Telegram bahwa kehancuran bendungan tersebut di PLTA Kakhovka dapat menyebabkan banjir di 80 area permukiman di sekitarnya.
Kepala Administrasi Militer Regional Kherson Oleksandr Prokudin mengatakan bahwa sekitar 16.000 orang berada di zona kritis di tepi kanan Sungai Dnieper di wilayah Kherson.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima sejumlah laporan dari Kementerian Pertahanan dan pihak otoritas lainnya mengenai situasi terkait PLTA Kakhovka, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Selasa.
Rusia dengan tegas menyangkal tuduhan bahwa pihaknya menghancurkan fasilitas tersebut dan insiden itu adalah sabotase yang disengaja oleh pihak Ukraina.
Kehancuran PLTA tersebut dapat menyebabkan konsekuensi serius bagi puluhan ribu penduduk setempat dan merusak lingkungan, tegas Peskov. Dia juga mengatakan saat ini tidak ada ancaman terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia seperti yang dikatakan beberapa ahli.
Menurut Peskov, salah satu alasan bagi Ukraina untuk menghancurkan PLTA itu adalah untuk melenyapkan pasokan air ke Krimea.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov, Selasa, mengatakan negaranya tidak terlibat dalam insiden di PLTA tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023