Riyadh (ANTARA) - Setelah tujuh tahun ditutup, Iran kembali membuka kedutaan besarnya di Arab Saudi, Selasa (6/6), hampir tiga bulan setelah kedua negara itu sepakat untuk memulihkan hubungan bilateral di bawah kesepakatan yang dijembatani China.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Alireza Bigdeli berpidato dalam upacara pembukaan yang digelar di Riyadh, Ibu Kota Arab Saudi, menyoroti pentingnya peristiwa tersebut bagi hubungan kedua negara.
Bigdeli mengatakan bahwa dengan dikibarkannya kembali bendera Iran di Arab Saudi dan bendera Arab Saudi di Iran, kerja sama kedua negara memasuki era baru.
Pejabat Iran tersebut menekankan bahwa Iran selalu bersedia memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangganya berdasarkan prinsip negara bertetangga yang baik.
Dia menambahkan bahwa diplomasi merupakan sarana terbaik untuk komunikasi dan dialog antara kedua negara demi mencapai pemahaman, stabilitas, dan perdamaian bersama.
Pada Maret, Arab Saudi dan Iran mencapai kesepakatan terobosan di Beijing, China, untuk menjalin kembali hubungan diplomatik serta membuka kembali kedutaan besar dan misi mereka.
Bigdeli juga menyampaikan bahwa peningkatan hubungan ekonomi dan investasi timbal balik akan membuat negara-negara menjadi lebih erat satu sama lain guna mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Menurut pernyataan trilateral yang dikeluarkan bersama oleh China, Arab Saudi, dan Iran, kedua negara di Timur Tengah tersebut sepakat untuk mengatasi perselisihan mereka melalui dialog dan diplomasi dan dengan mempertimbangkan ikatan persaudaraan mereka. Mereka juga sepakat untuk berpegang teguh pada prinsip dan tujuan Piagam PBB dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), serta konvensi dan norma internasional.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023