Cianjur (ANTARA News) - Warga Kampung Nelayan Cikakap, Desa Tanjung Sari, Kecamatan Agrabinta, Cianjur, Jawa Barat, terisolasi selama sepuluh tahun karena jalan rusak sehingga biaya ekonomi memahal.

"Selama ini, pajak retribusi yang disumbang masyarakat dari wilayah tersebut mencapai Rp250 juta per tahun tanpa menunggak," kata Wakil Ketua DPRD Cianjur Saep Lukman yang meninjau wilayah ini, Sabtu.

Sedikitnya 400 keluarga yang sehari-hari hidup sebagai nelayan kesulitan menjual hasil laut ke kota sehingga terpaksa menjualnya kepada pengepul dengan harga murah.

Selama ini. lobster dari wilayah ini dikenal berkualitas super dan dijual dengan harga tinggi di luar kampung itu, namun perekonomian masyarakat tetap tak membaik karena buruknya infrastruktur di wilayah ini.

Landasan jalan utama yang menghubungkan Cikakap dari pusat desa sepanjang 7 kilometer, rusak sejak sepuluh tahun lalu, bahkan tidak layak dilalui kendaraan, padahal wilayah ini hanya 140 kilometer dari pusat kota Cianjur.


"Sangat ironis sekali ketika satu wilayah yang memiliki potensi dan kontribusi yang cukup besar bagi pemerintah daerah, namun tidak mendapat perhatian lebih. Saya lihat sendiri ke wilayah tersebut, infrastruktur jalan sangat memprihatinkan," kata Saep.

Dia berjanji mendesak Pemkab Cianjur dan Pemprov Jawa Barat untuk segera membenahi infrastruktur menuju Cikakap, serta meminta pertambangan pasir besi tidak diizinkan di wilayah ini.

"Setahu saya rusaknya jalan di wilayah tersebut selain kualitasnya buruk, disebabkan truk besar bermuatan pasir besi yang melebihi tonase yang lewat tidak terkontrol setiap harinya," ungkap Saep.

Warga Cikakap memang mengakyui tidak pernah mendapat perhatian, terutama pada jalan yang rusak.

"Bukan kami menyombongkan wilayah kami, ini memang bukti, ikan berbagai jenis dan kualitas super terdapat di sini, terlebih jenis lobster. Namun kami para nelayan tidak bisa menjual keluar karena mahalnya ongkos angkutan," kata Eeng (33), salah tokoh masyarakat Cikakap.

(KR-FKR/E011)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013