Jakarta (ANTARA News) - Artis kenamaan Indonesia yang juga bintang sinetron remaja, Laudya Chintya Bella, mengaku pernah diminta pengelola Majalah Playboy Indonesia untuk tampil di edisi pertama majalah kontroversial itu, namun ditolaknya. "Pada dasarnya sebagai model, saya bekerja profesional saja, asalkan foto itu tidak vulgar," kata Bella ketika ditemui ANTARA di sela kesibukannya untuk mempersiapkan film terbarunya di Jakarta, akhir pekan lalu. Penolakan itu, katanya, disebabkan oleh banyak elemen masyarakat yang menolak kehadiran majalah itu di Indonesia. Selain itu, ia juga tidak mau difoto dengan pose vulgar. "Sampai kapan pun saya tidak mau difoto (dalam pose) porno, lagi pula tidak diizinkan oleh managemen saya," kata pemeran Biyan dalam film Virgin itu. Sebelumnya, Manajer Bella, Deddy Nur, mengatakan, ia memberikan peraturan yang keras untuk semua artisnya agar menolak semua tawaran foto vulgar. "Kita kan negara timur, tentunya harus menghormati norma yang berlaku," kata manager yang juga menangani Raffi Ahmad itu. Senada dengan Deddy, "Contoh Management" yang menangani sejumlah artis muda juga memberlakukan peraturan yang ketat mengenai foto vulgar. "Kalau di Contoh, kita memasukkannya dalam kontrak kerja dengan si artis," kata Pendiri Contoh Management, Benny Simanjuntak. Menurut Benny, jika salah satu artisnya terbukti mau berfoto vulgar, ia akan langsung memutuskan kontrak dengan artis tersebut. Namun ia mengaku tidak memberikan peraturan mengenai artisnya yang bersedia difoto untuk Majalah Playboy. "Kalau itu terserah hati nurani masing-masing, kita hanya memberi arahan," jelas manajer dari Masayu Anastasya dan Dini Aminarti itu. Benny mengatakan, isi Majalah Playboy Indonesia tidak melulu porno hingga ia tidak bisa membatasi artisnya yang bersedia foto untuk majalah yang bercirikan kelinci itu. Terkait dengan kehadiran majalah ini di Indonesia, Ketua Dewan Fatwa MUI Ma`ruf Amin mengatakan meski Majalah Playboy Indonesia tidak seperti yang di Amerika, tetap saja esensinya sama. "Mana ada Mc Donald`s jualan gudeg. Sama saja dengan Playboy, mana ada Playboy jual kesopanan," kata Ma`arif.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006