"Kirab Barongsai ini bertujuan untuk menetralisir aura negatif dan sebagai penolak bala," kata Ketua Vihara Dharmayana Kuta, Luih Berata, di Kuta.
Sebelum melakukan ritual arak barongsai, warga Tionghoa terlebih dahulu melakukan persembahyangan.
Menurut dia, barongsai tersebut menandakan empat arah mata angin dan satu barongsai sakral yang ditempatkan ditengah.
Selain mengarak barong, pada kirab sore itu juga diarak dua naga berwarna merah dan hijau yang dilambangkan sebagai pembuka jalan bagi lima barongsai itu.
Sebelum diarak keluar vihara, barongsai dan dua naga tersebut terlebih dahulu mengitari seluruh tempat pemujaan yang berada di dalam vihara terbesar di kawasan Kuta itu.
"Barangkali ini merupakan ritual kirab barongsai satu-satunya yang ada di Bali dan telah dilakukan sejak puluhan tahun," tambah Berata.
Selama mengelilingi kawasan sekitar vihara di Kuta, beberapa orang ibu-ibu juga menghaturkan sesajen di setiap persimpangan jalan sebagai salah satu bagian ritual arak barongsai.
Kirab barongsai itupun bertambah semarak dengan alunan gamelan khas Tionghoa dan beraneka ragam umbul-umbul berwarna merah.
Ribuan umat dipastikan akan memadati Vihara Dharmayana Kuta menjelang tengah malam untuk melaksanakan persembahyangan menyambut tahun baru Imlek.
"Nanti malam sekitar pukul 00.00 Wita ribuan umat akan bersembahyang memperingati pergantian tahun," ujar Berata.
(GBI/M038)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013