New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia ditutup bervariasi pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor mempertimbangkan pasokan besar di Amerika Serikat, data perdagangan menggembirakan dari China dan ketegangan baru dengan Iran.
Kontrak acuan New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Maret, ditutup 11 sen lebih rendah dari posisi Kamis menjadi 95,72 dolar AS per barel, lapor AFP.
Dalam perdagangan di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret melompat 1,66 dolar AS menjadi menetap di 118,90 dolar AS per barel.
"Pasar minyak mentah WTI sangat kelebihan pasokan," kata Tim Evans, seorang analis di Citi Futures.
Dibandingkan dengan tahun lalu, Evans mengatakan stok minyak mentah AS adalah 9,6 persen lebih tinggi dan produksi minyak naik sekitar 22 persen, memberikan tambahan produksi 1,27 juta barel per hari.
"Harga minyak mentah WTI tidak mengikuti pasar Brent yang lebih tinggi karena tidak ada kasus `bullish` untuk minyak mentah WTI, sehingga tidak ada alasan untuk reli," katanya.
Sebuah badai salju besar yang meluncur turun di timur laut AS yang padat penduduk, mungkin juga telah membebani WTI, Evans mengatakan, karena hal itu "cenderung akan menekan konsumsi pengguna akhir, dengan pembatalan penerbangan, aktivitas mengemudi berkurang dan pemadaman listrik yang mematikan tungku rumah."
WTI telah membuka sesi perdagangan dengan lebih tinggi, bergabung dengan Brent menyambut data perdagangan yang kuat dari China, konsumen energi terbesar dunia.
Data resmi yang dirilis pada Jumat menunjukkan surplus perdagangan China naik 7,7 persen tahun-ke-tahun menjadi 29,2 miliar dolar pada Januari.
China mengimpor 5,9 juta barel minyak mentah per hari pada bulan lalu, meningkat 7,4 persen dari Januari 2011, meyakinkan investor tentang kekuatan permintaan.
Harga minyak juga telah terangkat pada hari sebelumnya oleh ketegangan baru atas Iran, setelah pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pada Kamis (7/2) menolak tawaran AS untuk melakukan negosiasi tentang ambisi nuklir Teheran.
Ketegangan antara AS dan Iran telah memperkuat Brent sebagai patokan minyak internasional karena meningkatkan kekhawatiran bahwa pasokan minyak bisa terpengaruh.
Negara-negara Barat meyakini Iran berusaha untuk membangun senjata atom, namun Teheran mengatakan penelitian nuklirnya untuk tujuan damai. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013