New Delhi, India (ANTARA) - India menawarkan 455,2 miliar dolar AS atau setara Rp6,7 triliun sebagai insentif bagi perusahaan yang menyiapkan proyek penyimpanan baterai dengan total 4.000 megawatt jam (MWh) di bawah skema yang diumumkan pemerintah awal tahun ini, kata dua sumber pemerintah pada Selasa.

Skema ini dimaksudkan untuk meningkatkan proyek penyimpanan baterai bagi rencana ambisius India untuk memperluas kapasitas energi terbarukan menjadi 500 gigawatt (GW) pada tahun 2030 dan memangkas biaya penyimpanan energi baterai dari 5,5 sampai 6,5 rupee per unit saat ini.

Penyimpanan baterai, yang digunakan sebagai cadangan daya terbarukan untuk menstabilkan jaringan, adalah teknologi yang sedang berkembang dengan hanya sedikit proyek berskala besar di dunia. Skema tersebut bertujuan untuk mengembangkan sistem penyimpanan energi baterai skala besar untuk menurunkan biaya melalui penawaran yang kompetitif.

Pemerintah India akan menyediakan insentif untuk menutupi risiko dari pengembangan proyek infrastruktur penting ini dalam bentuk hibah selama tiga tahun, kata sumber yang sama.

Pemerintah juga mengharapkan investasi swasta senilai 56 miliar rupee atau Rp10 triliun melalui skema tersebut.

Pencairan kontrak akan dilakukan dalam lima tahap hingga 2030 atau 2031. Kontrak akan diberikan melalui proses yang kompetitif, dan perusahaan dengan penawaran terendah lah yang akan dipilih, ujar sumber yang sama.

Kementerian energi India masih belum memberikan komentar akan hal ini karena proposal dari skema ini belum dipublikasikan dan masih menunggu persetujuan kabinet.

Sejumlah konglomerat India termasuk Reliance Industries, Adani Power, dan JSW Energy berencana mendirikan pabrik baterai skala besar.

Proposal yang diumumkan oleh Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman dalam pidato anggarannya pada 1 Februari, selanjutnya akan didiskusikan oleh kabinet negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi. Belum ada batas waktu untuk persetujuan tersebut.

India memiliki kapasitas penyimpanan baterai 37 MWh saat ini. Menurut perkiraan dari badan perencanaan sektor ketenagalistrikan, negara membutuhkan 236 gigawatt jam (GWh) penyimpanan energi baterai selain proyek penyimpanan pompa 27 GW pada 2031-2032.

Sumber: Reuters
Baca juga: Mahindra terbuka untuk investasi produksi sel baterai EV
Baca juga: India rencanakan aturan baru untuk baterai EV

Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023