Jakarta (ANTARA) - Human Initiative (HI) Indonesia berkolaborasi dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) untuk memastikan hewan ternak yang disalurkan untuk berkurban sehat dan layak untuk dikonsumsi.

"Kami sudah berkolaborasi dengan PDHI untuk program sebar kurban, jadi cabang-cabang PDHI nanti akan melakukan pemeriksaan di beberapa titik yang agak berisiko, sehingga ada rekomendasi dari dokter," kata Vice President Communication and Network Development HI Romi Ardiansyah saat ditemui di Jakarta, Selasa.

HI kerja sama dengan 58 mitra peternak lokal untuk program pemberdayaan yang tersebar di beberapa titik Nusantara, utamanya Indonesia Timur untuk program sebar kurban.

Adapun kriteria dan kualitas hewan kurban yang memenuhi syariat dan betul-betul dijaga oleh HI di antaranya sehat, cukup umur, tidak cacat (tidak buta, tidak pincang, dan tidak terlalu kurus).

"Kami sudah kolaborasi dengan PDHI sejak lama, dan selama ini kami sudah patuhi standar hewan sehat sesuai ketentuan penyembelihan. Saat ada wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di tahun 2022 lalu, itu memang parah tapi kita sudah lakukan screening dengan PDHI," kata Romi.

Baca juga: Human Initiative berdayakan peternak lokal sediakan hewan kurban

Romi mengatakan, pemeriksaan hewan kurban ini memang belum bisa menjangkau seluruh tempat, tetapi HI akan terus berkoordinasi dengan cabang-cabang PDHI di beberapa titik untuk memastikan hewan kurban milik peternak lokal terjamin kesehatannya.

Selain PDHI, HI juga bekerja sama dengan relawan-relawan yang ada di daerah untuk program sebar qurban ini.

"Relawan-relawan kami ada di daerah, dan secara keseluruhan adalah murni relawan, sebagai bagian dari ibadah karena manfaatnya untuk masyarakat sekitar, ini bisa menekan biaya juga," tutur Romi.

Ia juga menuturkan, program sebar kurban ini ditargetkan pada penerima manfaat yang konsumsi dagingnya rendah, dengan biaya operasional yang ditanggung sepenuhnya oleh HI tanpa ada biaya yang dibebankan kepada masyarakat penerima.

Presiden Human Initiative Tomy Hendrajati mengatakan bahwa filosofi program sebar kurban ke pelosok ini untuk mengubah pola pikir tentang distribusi kurban di antara masyarakat yang selama ini masih belum merata.

"Filosofinya, kenapa kita menyebarkan di pelosok, karena kami melihat pengalaman pribadi, kantong (kurban) yang kita terima itu bisa sampai tiga kali, dan itu sebenarnya bisa dibagikan ke keluarga yang lain untuk menerima," ujar Tomy.


Baca juga: Petugas KPKP DKI periksa tempat penjualan hewan kurban
Baca juga: Gubernur Khofifah: Jatim surplus hewan kurban

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023