Dari pukul 06.00 waktu setempat (13.00 WIB) tentara bersenjata berat dari semua kesatuan menyerang kamp itu."

Bamako, Mali (ANTARA News) - Baku tembak meletus di ibu kota Mali, Bamako ketika tentara menyerang satu kamp pasukan elit yang setia pada presiden terguling Amadou Toumani Toure, kata sumber-sumber militer dan saksi-saksi mata kepada AFP.

"Dari pukul 06.00 waktu setempat (13.00 WIB) tentara bersenjata berat dari semua kesatuan menyerang kamp itu," kata Yaya Bouare, salah seorang dari tentara "Baret Merah" di dalam kamp yang diserang itu. "Banyak yang cedera di dalam kamp itu."

Bentrokan terbaru antara faksi-faksi tentara Mali yang bermusuhan terjadi pada hari yang sama ketika seorang pembom bunuh diri menargetkan tentara di kota Gao di selatan setelah kelompok garis keras Islam disingkirkan.

Penduduk Bamako yang tinggal dekat barak-barak itu mengonfirmasikan serangan tersebut dan salah seorang dari mereka mengatakan pasukan elit "Baret Merah" melepaskan tembakan peringatan Kamis malam.

Bouare mengatakan serangan itu ada kaitannya dengan satu pernyataan oleh kepala staf pertahanan angkatan darat Jenderal Tahairou Dembele di televisi nasional awal pekan ini, yang memerintahkan pasukan paratroop ke garis depan dari perang pimpinan Prancis melawan kelompok garis keras di utara.

"Karena kita menghadapi masalah ini di utara, anda harus pergi dan memerangi saudara-saudara anda dengan senjata", katanya dan menambahkan ia memutuskan untuk bekerja sama dengan pasukan elit dalam kesatuan-kesatuan lain.

Tetapi paratroop menolak bergabung dengan kesatuan-kesatuan baru mereka, atau meninggalkan kamp mereka.

Pasukan "Baret Merah" merupakan bagian dari pengawal presiden yang melindungi Toure, yang disingkirkan Maret tahun lalu oleh satu kelompok pasukan "Baret Hijau"--infantri dan kesatuan-kesatuan lainnya.

Kudeta itu terjadi setelah tentara Mali dipermalukan di utara oleh para petempur Tuareg yang memiliki senjata canggih yang melakukan pemberontakan bagi kemerdekaan daerah itu Januari tahun lalu.

Sebulan kemudian setelah penggulingan presiden itu, pasukan elit itu melakukan satu kontra kudeta yang gagal dan pertempuran antara pasukan yang bersetru menewaskan 20 orang.

Dengan terjadinya kekacauan di Bamako, kelompok Tuareg dan Islam menguasai seluruh daerah utara sebelum kelompok garis keras Islam mengusir kelompok Tuareg yang sekuler dan memberlakukan hukum Islam.

Kelompok Islam itu menguasai daerah yang gersang dan luas itu, yang memicu kekhawatiran di Barat daerah itu bisa menjadi pangkalan baru bagi kelompok radikal yang mempunyai hubungan dengan Al Qaida, yang memicu Prancis melakukan intervensi sebulan lalu untuk mengusir kelompok garis keras itu. (RN/S012)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013