"Alhamdulillah Gischa masuk final mengalahkan tuan rumah. Tadi pertandingan sangat ketat, tensi tinggi juga tekanan dari suporter," kata pelatih boccia Indonesia Bram Riyadi di Phnom Penh, Selasa.
Gischa hampir kalah di ronde terakhir babak semifinal tersebut karena lemparan bola merah miliknya tidak ada yang dekat kepada bola putih, atau jack ball.
Sementara lawannya yang menggunakan bola biru berhasil mendekatkan beberapa bola miliknya ke bola jack. Gischa tertinggal jauh dari perolehan poin dengan Sorn Sas di ronde terakhir.
Baca juga: CdM optimistis target Indonesia di APG 2023 Kamboja tercapai
Gadis berhijab yang masih berusia 18 tahun itu tak kuasa melawan ketakutan akan kekalahan di dalam dirinya sendiri hingga dia meneteskan air mata.
Hal itu karena Gischa hampir mustahil menang saat lawannya mengambil giliran melempar bola dengan mudah.
Namun, wasit memberikan sebuah penalti kepada Gischa karena lawannya terindikasi berkomunikasi dengan pelatih selama pertandingan berlangsung.
Atlet boccia Indonesia yang meraih perak di ASEAN Para Games ke-11 di Solo itu kemudian sukses mengeksekusi penalti tersebut. Dia melempar dan menempatkan bola miliknya sesuai dengan target di dalam kotak sehingga ronde keempat menjadi milik Indonesia.
Gischa Zayana akan bertemu dengan Vietnam di laga final boccia nomor individu putri BC2.
Baca juga: Tim boccia Indonesia tak terkendala cuaca panas Kamboja
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2023