Pencemaran lingkungan hidup akan semakin serius kalau tidak dipikirkan bersama...

Ambon (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku meminta pemangku kepentingan terkait di provinsi ini agar bersinergi mencegah kerusakan hutan di Indonesia timur khususnya di Maluku.

"Dewasa ini, isu lingkungan hidup sudah menjadi isu strategis yang menyita perhatian serius, baik pada tataran lokal, nasional maupun global, dimana pencemaran lingkungan hidup akan semakin serius kalau tidak dipikirkan bersama," kata Sekda Maluku Sadali Ie, di Ambon, Senin, saat membuka workshop II Rencana Kerja Sub Nasional Folu Net Sink 2030.

Menurutnya, saat ini tengah dibangun komitmen yang diiringi langkah kerja nyata dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, beserta jajarannya.

Pemerintah pun sedang konsen terhadap isu pengendalian perubahan iklim, sehingga pada UNFCC tahun lalu di Glasgow, Indonesia telah memperkenalkan kepada dunia tentang target dan amibisi Pemerintah Indonesia melalui SK Menteri LHK tentang rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 yang diluncurkan pada Maret 2022.

Ia melanjutkan, dampak-dampak yang terjadi terhadap lingkungan tidak hanya terkait pada satu atau dua segi saja, tetapi saling berkaitan satu dan lainnya, sesuai dengan sifat lingkungannya, serta saling mempengaruhi secara subsistem. Artinya, apabila satu aspek dari lingkungan terkena masalah, maka aspek-aspek lainnya akan mengalami dampak atau akibat.

“Dalam upaya pengendalian iklim, sektor kehutanan mempunyai porsi terbesar dalam target penurunan emisi gas rumah kaca, sebesar 60 persen, artinya keberhasilan pengendalian iklim sangat bergantung pada keberhasilan sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya," kata dia menjelaskan.

Dia juga mengatakan FOLU Net Sink 2030 dapat dicapai dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu pengurangan laju deforestasi lahan gambut, pengurangan laju degradasi hutan lahan mineral, pembangunan hutan tanaman, sustainable forest management, rehabilitasi dengan rotasi dan non rotasi, restorasi gambut, perbaikan tata air gambut dan konservasi keanekaragaman hayati.

“Untuk itu, saya berharap kepada semua pihak, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan akademisi diharapkan dapat bekerja bersama secara kolektif melalui aksi percepatan dan implementasi langkah-langkah mitigasi domestik, serta peran penting untuk melindungi, melestarikan dan memulihkan alam dan ekosistem dalam memberikan manfaat untuk adaptasi dan mitigasi iklim sambil memastikan perlindungan sosial dan lingkungan," katanya.

Pemprov Maluku telah melaksanakan berbagai upaya dalam menurunkan emisi rumah kaca serta memiliki komitmen yang sama mendukung terselenggaranya penyusunan rencana operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 sub nasional Provinsi Maluku.

“Dengan selalu mendukung setiap kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang tetap berpihak kepada masyarakat dan senantiasa melibatkan masyarakat dalam upaya mengelola hutan yang berkelanjutan. Saya percaya, sekecil apa pun usaha yang kita lakukan hari ini, tentunya sangat besar manfaatnya bagi kita semua untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik di masa yang akan datang," katanya lagi.

Sadali berharap, pertemuan ini akan melahirkan hasil rumusan yang cerdas sebagai kontribusi bagi pembangunan lingkungan hidup di wilayah timur Indonesia.

Turut hadir pada kesempatan itu, Sekjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan beserta rombongan, Pimpinan Indonesia’s Folu Net Sink 2030, Kepala Badan Lingkungan Hidup kabupaten/kota se-Maluku, Pimpinan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Pattimura, para narasumber, dan peserta rapat regional.
Baca juga: Cegah kerusakan hutan dengan tangan Anda
Baca juga: Walhi Sumsel ajak masyarakat cegah kerusakan hutan

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023