Denpasar (ANTARA News) - Lukisan karya-karya Walter Spies, seniman kelahiran Jerman yang sempat bermukim di Indonesia, termasuk di perkampungan seniman Ubud sekitar tahun 1925-1942 hingga kini dapat dihitung dengan jari. "Satu di antara beberapa lukisan goresan Walter Spies kini menjadi koleksi museum Arma Ubud," kata Ketua Yayasan Walter Spies Bali, Anak Agung Gede Rai, di Ubud, Selasa. Agung Rai yang juga pendiri dan pemilik museum tersebut menjelaskan lukisan yang berukuran 40 kali 60 sentimeter diberi judul "Calonarang". Lukisan itu dibuat tahun 1927, saat Spies baru menginjakkan kakinya di Bali yang sebelumnya tinggal di Keraton Yogyakarta. "Ia datang ke Bali atas undangan Raja Ubud, begitu tiba sangat terpesona terhadap panorama alam serta keunikan seni budaya masyarakat setempat," kata Agung Rai. Lukisan "Calonarang" kemudian dihadiahkan kepada raja dan menjadi koleksi kerajaan. "Lukisan yang sangat monomental itu kini diselamatkan Museum Arma dan dijamin tidak akan 'lari' ke luar negeri," ujar Agung Rai yang menolak asal-usul lukisan itu hingga menjadi salah satu dari sekitar 350 koleksi museum Arma. Selain menjadi koleksi museum Arma, karya kanvas Spies juga empat lukisan pernah menjadi koleksi Bung Karno. Bertepatan dengan 50 tahun Indonesia merdeka tahun 1995 keempat lukisan tersebut direstorasi (perbaikan). "Restorasi merupakan kado HUT ke-50 Kemerdekaan RI dari Duta Besar Jerman di Indonesia dan perbaikan serta perawatan itu dilakukan di museum arma oleh tenaga ahli dibidang tersebut," tutur Agung Rai. Sedangkan di Jerman sendiri karya-karya Spies tidak lebih dari empat lukisan, sehingga lukisan seniman yang juga pemusik dan pencipta tari itu lebih banyak berada di Indonesia. "Lukisan yang kini dikoleksinya selain untuk penyelamatan juga menjadi inspirasi bagi seniman-seniman muda dalam menghasilkan karya seni," ujar Agung Rai. (*)
Copyright © ANTARA 2006