"Dengan mengedepankan semangat 'bebrayan paseduluran', maka setiap kesalahpahaman dan perbedaan, dapat diselesaikan secara damai dan bermartabat, karena memiliki landasan nilai-nilai, atas dasar prinsip musyawarah dan mufakat,"

Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan warganya untuk selalu mengedepankan semangat "bebrayan paseduluran" atau kekeluargaan persaudaraan saat menghadapi kesalahpahaman.

Hal itu disampaikan Sultan HB X merespons tawuran dua kelompok massa di Kota Yogyakarta yang terjadi pada Minggu malam (4/6).

"Dengan mengedepankan semangat 'bebrayan paseduluran', maka setiap kesalahpahaman dan perbedaan, dapat diselesaikan secara damai dan bermartabat, karena memiliki landasan nilai-nilai, atas dasar prinsip musyawarah dan mufakat," ujar Sultan HB X melalui keterangan resmi Pemda DIY diterima di Yogyakarta, Senin.

Pemda DIY dan Polda DIY, menurut Sri Sultan, siap menjadi fasilitator bagi kelompok yang terlibat konflik, agar segera tuntas melalui jalur mufakat dan kekeluargaan.

Kepada warga DIY, ia berharap dapat mengawal proses menuju perdamaian dengan tidak mudah terprovokasi terhadap berbagai isu liar dan kabar bohong atau hoaks.

"Tidak mudah terprovokasi terhadap berbagai isu liar dan hoaks yang muncul di media sosial," ujar Raja Keraton Ngayogyakarta ini.

Sementara itu, khusus bagi komunitas Jaga Warga di DIY, Sultan menginstruksikan agar turut menjaga kondusivitas serta memperkuat koordinasi dengan pihak kepolisian.

Ia juga meminta semua pihak mempercayakan penyelesaian dan resolusi konflik kepada pihak berwajib.

"Mari bersama-sama meresapi makna 'crah agawe bubrah, rukun agawe santosa' (permusuhan menimbulkan kehancuran dan kerukunan menciptakan kekuatan) demi kemaslahatan bersama, dengan menahan diri dari berbagai goda hasutan dan provokasi," kata Sultan.

Sebelumnya, tawuran antara dua kelompok massa Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan suporter klub sepak bola PSIM, Brajamusti terjadi di Jalan Taman Siswa Kota Yogyakarta pada Minggu (4/6) malam.

Akibat kejadian itu, polisi mencatat sebanyak sembilan orang luka-luka.

Polda DIY masih melakukan penyelidikan terkait kasus itu dengan mengevakuasi sebanyak 352 orang.

Pascakejadian itu, perwakilan pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan suporter klub sepak bola PSIM, Brajamusti bertemu di Mapolda DIY pada Senin (5/6) untuk menyatakan kesepakatan damai dan saling meminta maaf atas peristiwa yang terjadi.


Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023