Kiev (ANTARA News) - Pihak berwenang Ukraina pekan ini menahan mantan politisi Tajik yang telah lama tinggal di Amerika Serikat. Izin pengadilan setempat yang keluar Kamis, membuatnya tetap dalam tahanan selama 40 hari guna mengantisipasi permintaan ekstradisi Tajikistan.
Mantan perdana menteri dan satu kali pernah menjadi saingan Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon, Abdumalik Abdullojonov, ditahan pada hari Selasa di Bandara Borispol, Ukraina, di luar Kiev, dan dilaporkan berdasarkan surat perintah penangkapan internasional yang dikeluarkan oleh Tajikistan sekitar 16 tahun lalu, kata jaksa Ukraina.
Pihak berwenang Tajikistan menuduh Abdullojonov mengorganisasikan upaya pembunuhan terhadap Rakhmon pada 1997, di mana presiden menderita luka tembak pistol ke kaki, dan mendukung pemberontakan oleh Kolonel Makhmud Khudoyberdyyev pada November 1998.
Kedua peristiwa terjadi di utara Tajikistan, wilayah kediaman Abdullojonov.
Dalam wawancara dengan media pada saat itu, Abdullojonov membantah terlibat dalam politik Tajik.
Pada tahun-tahun itu, negara tersebut baru saja muncul dari perang saudara brutal pada 1992-1997, yang berakhir dengan perjanjian singkat pembagian kekuasaan antara faksi-faksi yang bertikai yang sering memiliki ikatan kuat ke daerah-daerah tertentu di negara itu.
Sebelum itu, Abdullojonov (yang namanya muncul dalam laporan pers dalam berbagai bentuk, termasuk Abdullodzhonov dan Abdulladzhanov) menjabat sebagai perdana menteri Tajikistan pada 1992-1993. Kemudian dia menghabiskan waktunya selama dua tahun sebagai duta besar di Rusia.
Pada tahun 1994, ia mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu nasional pertama di negara itu sejak merdeka dari Uni Soviet.
Sebagai orang utara, Abdullojonov memiliki dukungan luas di kalangan pemilih di Wilayah Sughd, kemudian disebut daerah Leninabad, dari mana para pemimpin politik tradisional Soviet Tajikistan telah dielu-elukan.
Abdullojonov kalah dari Rakhmon, yang telah memerintah negara tersebut sejak itu dan secara bertahap menyingkirkan lawan-lawan politiknya.
Pada tahun 1998, Abdullojonov pindah ke Amerika Serikat.
Radio Free Europe, Radio Ozodi, yang menyiarkan dalam bahsa Tajik melaporkan bahwa dia memegang kartu hijau dan telah terbang ke Kiev dari Los Angeles melalui Amsterdam, menurut Fergananews.com, satu laman yang berfokus pada Asia Tengah.
(AK)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013