"Kawasan ini merupakan ekosistem kunci atas keselamatan sungai yang ada dan merupakan habitat alami dari satwa kunci dan spesies payung. Kerusakan kawasan ini menyebabkan satwa kunci seperti harimau akan masuk ke pemukiman untuk mencari makan," kata Manager Kampanye Hutan dan Perkebunan Kanopi Hijau Indonesia Erin Dwiyanda, di Bengkulu, Senin.
Bentang Alam Seblat, seluas 323.000 hektare yang membentang dari Sungai Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara sampai dengan Sungai Manjunto Kabupaten Mukomuko yang merupakan benteng pertahanan terakhir penyelamat ekologis.
Baca juga: Koalisi desak proses amdal tambang di habitat Gajah Seblat dihentikan
Baca juga: Genesis: Tambang batu bara bahayakan populasi gajah di Bengkulu
Kejadian konflik harimau dan gajah yang terjadi belakangan ini di wilayah itu menurut dia menunjukkan bahwa habitat mereka sudah terganggu.
Berdasarkan data Konsorsium Bentang Alam Seblat, dalam kurun waktu 1 tahun terakhir, setidaknya 115 titik aktivitas ilegal berupa pembalakan dan perambahan terjadi di Bentang Seblat yang mengakibatkan 26.528,27 hektare hutan telah rusak.
Hal lain yang menjadi ancaman terhadap keselamatan Bentang Alam Seblat adalah, adanya izin usaha pertambangan batu bara yang diberikan kepada PT Inmas Abadi.
Dari total 4.051 hektare luas IUP, menurut dia seluas 3.190 hektare berada dalam kawasan hutan. Pembukaan kawasan untuk pertambangan batu bara tersebut akan memperparah kondisi Bentang Alam Seblat yang memang sudah kritis.
Atas dasar itu para aktivis dan mahasiswa pecinta alam serta warga sekitar yang memiliki kepedulian terhadap keselamatan Bentang Seblat berkumpul di Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat dan menyuarakan bahwa Bentang Alam Seblat adalah untuk masa depan, bukan untuk tambang batu bara.
Dalam kegiatan itu juga dilibatkan sejumlah siswa tingkat sekolah dasar sebagai generasi penerus sekaligus pewaris Bentang Alam Seblat sebagai peserta lomba melukis dengan tema “Bentang Seblat untuk Masa Depan”
Baca juga: Kanopi: Proses Amdal tambang batu bara di Seblat Bengkulu bermasalah
Baca juga: Koalisi tolak tambang batu bara masuk habitat Gajah di Bengkulu
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023