Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun 79 sen menjadi 95,83 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX), lapor AFP.
Penurunan minyak mentah WTI terjadi saat harga patokan Eropa, minyak mentah Brent, naik 51 sen menjadi 117,24 dolar AS per barel, sebuah dinamika yang sekali lagi meningkatkan perbedaan harga antara dua minyak mentah patokan dunia.
WTI telah diperdagangkan dengan diskon yang mendalam terhadap Brent karena kelebihan minyak mentah di pusat perdagangan Cushing, Oklahoma, Amerika Serikat.
Kelebihan itu diharapkan akan berkurang dengan perluasan jaringan pipa Seaway, yang akan meningkatkan jumlah minyak yang bisa dipindahkan dari Cushing ke pusat pengilangan minyak di pesisir Teluk Meksiko.
Tetapi jaringan pipa Seaway telah mengalami masalah operasional, yang mengurangi kapasitas saluran.
Selain itu, operasi di kilang terbesar BP, Whiting, di Indiana telah dibatasi karena pemeliharaan. Pada Kamis, muncul laporan bahwa gangguan kilang Whiting akan lebih lama dari yang diharapkan, kata John Kilduff, seorang pedagang di Again Capital.
"Ini semakin meningkatkan berita `bearish` (lesu) untuk WTI," Kilduff mengatakan.
Pasar AS juga melihat laporan persediaan minyak AS pada Rabu yang menunjukkan peningkatan dalam stok minyak mentah, kata analis Andy Lipow.
Sementara itu, harga minyak mentah Brent berada pada lintasan naik berkat meningkatnya kekhawatiran geopolitik tentang Iran pasca perluasan sanksi AS terhadap negara itu.
Ayatollah Ali Khameni, Kamis, menolak tawaran AS untuk bernegosiasi satu-satu tentang ambisi nuklir Teheran.
"Anda (Amerika) yang menunjukkan senjata di Iran dan mengatakan bernegosiasi atau kami akan tembak," Khameni mengatakan kepada komandan angkatan udara dalam sambutannya yang dipublikasikan pada situs Internetnya.
Khamenei mengatakan: "Iran tidak akan menerima untuk bernegosiasi dengan dia yang mengancam kita dengan tekanan," mengacu pada serangkaian sanksi yang diadopsi oleh Washington untuk memaksa Iran membatasi program nuklirnya.
Berkembangnya permusuhan antara AS dan Iran memperkuat harga Brent sebagai patokan minyak internasional karena meningkatkan kekhawatiran bahwa pasokan minyak bisa terpengaruh.
Pasar Brent juga telah mengumpulkan dukungan untuk naik oleh berita bahwa beberapa produksi minyak di Laut Utara akan dibatasi dalam beberapa minggu mendatang, kata Kilduff. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013