Paris (ANTARA News) - Al-Qaeda di Irak menunjuk seorang gerilyawan bernama Syeikh Abu Hamza al-Muhajer sebagai pengganti Abu Musab al-Zarqawi, yang tewas dalam serangan udara AS, dalam sebuah pernyataan di Internet, Senin (12/6)."Dewan syura dan Al-Qaeda di Tanah Dua Sungai sama-sama sepakat menunjuk Syeikh Abu Hamza al-Muhajer untuk menggantikan Abu Musab al-Zarqawi sebagai pemimpin organisasi itu," kata pernyataan itu, yang dipasang di situs berita Al-Hesba, yang biasanya memuat pernyataan-pernyataan resmi Al-Qaeda. Keabsahan pernyataan itu belum bisa dibuktikan kebenarannya secara independen. "Syeikh Abu Hamza adalah seorang saudara yang soleh dengan rekor jihad dan latar belakang keulamaan yang kokoh. Kami meminta Tuhan memberkatinya dan membantunya menyelesaikan apa yang telah dimulai Syeikh Abu Musab," kata pernyataan itu. Kewarganegaraan tokoh itu belum diumumkan namun kata "muhajer" berarti imigran dalam bahasa Arab. Zarqawi dan lima gerilyawan lain tewas setelah dua bom dengan berat 500 pon dijatuhkan dalam serangan udara AS terhadap sebuah tempat persembunyian di dekat kota bergolak Baquba, Irak utara, pada Rabu. Minggu, organisasi tersebut mengeluarkan sebuah pernyataan yang berjanji membalas kematian Zarqawi dengan "operasi besar yang akan mengguncang musuh". Dewan Konsultatif Mujahidin, yang merupakan aliansi delapan kelompok Sunni Arab yang dibentuk Januari lalu dan dipimpin oleh Al-Qaeda di Irak, juga mengungkapkan lagi kesetiaannya dalam pernyataan kepada pemimpin tertinggi Al-Qaeda Osama bin Laden, tokoh gerilya kelahiran Arab Saudi. Sejumlah pengamat Al-Qaeda telah menyatakan, pengganti Zarqawi mungkin adalah seorang tokoh setempat yang memiliki hubungan dekat dengan Osama, yang cenderung memusatkan serangan-serangan terhadap pasukan AS dan Irak ketimbang pemenggalan dan serangan bom bunuh diri yang asal-asalan. Pernyataan pengangkatan pemimpin baru Al-Qaeda di Irak itu disampaikan pada saat AS mengumumkan bahwa tujuh gerilyawan yang memiliki hubungan dengan pemimpin-pemimpin Al-Qaeda di Irak tewas selama serangan udara Senin di dekat kota bergolak Baquba, Irak. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006