"Kita harus bisa menjaga alam dan lingkungan sekitar kita. Leluhur kita di tanah Jawa ini sangat menghormati dan memuliakan gunung,” kata Ari Dwipayana dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Bagi Ari -- sapaan AAGN Ari Dwipayana, masyarakat sekarang pun harus memuliakan gunung dengan melihatnya sebagai sumber kemakmuran.
“Tidak saja hanya menghormati gunung karena selain itu ada sungai, danau, dan laut," tutur Ari.
Jika semua pihak sudah menjaga kesucian gunung, tutur Ari, maka ekosistem di sekitar gunung seperti hutan, danau, sungai, dan laut akan ikut terjaga dan dapat memberikan kesejahteraan bagi umat manusia.
Hal itu disampaikan oleh Ari Dwipayana saat memberikan sambutan Dharma Wacana dalam acara “Piodalan Pura Luhur Poten dan Yadnya Kasada Umat Hindu Tengger” di Bromo, Jawa Timur, Minggu (4/6).
Hadir dalam acara tersebut, Paruman Romo Dukun Pandita Tengger, Romo Mangku di kawasan Tengger, Anggota DPD RI Perwakilan Bali Arya Wedakarna, Direktur Urusan Agama Hindu Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama Trimo, Pembimas Hindu Prov Jatim Budiono, Pengurus PHDI Provinsi Jawa Timur, Pengurus PHDI Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Malang, Lumajang, serta pengurus PERADAH Indonesia.
Menurut Ari, karena pentingnya peran gunung sebagai sumber kemakmuran bagi umat Hindu dan umat lainnya di sekitar daerah Bromo, Tengger, Semeru, maka daerah tersebut perlu dijadikan kawasan suci.
"Jika sudah menjadi kawasan yang disucikan, maka akan muncul tanggung jawab bersama dari warga sekitar dan juga dari luar daerah tersebut, termasuk wisatawan, untuk menjaga kelestarian wilayah tersebut," ujarnya.
Ari menyampaikan sudah menjadi kewajiban bagi umat Hindu untuk menjaga kelestarian alam dengan anugerah akal yang dimiliki oleh manusia sebagai bagian dari membayar utang budi terhadap alam yang selama ini telah memberikan manfaat kepada umat manusia, baik tanah dan air.
"Ajaran penting agama Hindu itu ada perintah bagi kita semua untuk saling menghormati, saling memuliakan,” ujarnya.
Ari mengatakan bahwa dalam ajaran agama, bukan saja harus mencintai, menghormati, dan memuliakan sesama manusia, melainkan memiliki kewajiban moral yang lebih besar untuk melakukan upaya-upaya yang lebih besar, tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi alam semesta.
Ia berpandangan akal budi dan pikiran juga dapat digunakan umat Hindu dalam memenangkan "peperangan" saat ini karena era ini adalah era kompetisi, era persaingan.
"Kita sekarang tidak bisa memenangkan perang dengan senjata, keris, atau pun tombak. Kita sekarang bisa memenangkan peperangan di era kekekinian, di era kompetisi, dengan ketajaman idep, dengan ketajaman pikiran, itulah sebabnya kita semua umat hindu menggunakan ini untuk kebaikan diri sendiri dan juga alam semesta," ujar Ari.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023