Jakarta (ANTARA News) - Kurs mata uang rupiah pada Kamis sore bergerak menguat lima poin terimbas data-data positif dari indeks manufaktur Eropa.

Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat nilainya sebesar lima poin menjadi Rp9.700 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.705 per dolar AS.

"Pergerakan nilai tukar rupiah berhasil `rebound` setelah terimbas data-data positif dari rilis indeks manufaktur Eropa," kata analis Trust Securities Reza Priyamdaba di Jakarta, Kamis.

Namun, ia mengatakan, penguatan rupiah tertahan dengan munculnya sentimen negatif jelang pertemuan bank sentral Eropa (ECB) dan bank sentral Inggris (BoE) karena Perancis dan Belgia mensinyalkan kekhawatiran terhadap terlalu kuatnya nilai tukar euro.

"Pelaku pasar juga ingin melihat, apakah ECB juga khawatir dengan kondisi itu," kata dia.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, mata uang rupiah cenderung bergerak stabil menyusul larangan Bank Indonesia (BI) yang melarang bank bertransaksi "hedging" dengan menggunakan "non delivery forward" (NDF).

"Bank Indonesia melarang bank bertransaksi `hedging` dengan menggunakan NDF baik di dalam maupun di luar negeri untuk meredam spekulasi terhadap rupiah," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Kamis (7/2) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah nilainya menjadi Rp9.725 dibanding posisi sebelumnya Rp9.686 per dolar AS.
(ZMF/R010)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013