Dalam menjamin mutu dan standar gizi, PPIH Daker Mekkah melakukan pengawasan proses produksi hingga distribusi serta mengimbau jamaah memperhatikan batas waktu kedaluwarsa.
Baca juga: Kemenag ingatkan jamaah calon haji tak perlu bawa beras ke Tanah Suci
ANTARA berkesempatan untuk mengunjungi salah satu perusahaan katering Ahla Zad Company di kawasan Zaidi, Mekkah, Ahad, yang sedang menyiapkan makan malam bagi jamaah.
Menurut Pengawas Pelayanan Konsumsi Daker Mekkah di Ahla Zad, Dadang Suratman satu dapur tersebut dapat memproduksi 4 ribu bungkus paket makanan.
"Dalam seminggu itu ada lima menu ikan, tiga ayam dan tiga daging, kata Dadang di Mekkah.
Baca juga: Dapur katering siap sajikan menu nusantara untuk jamaah Indonesia
Dadang mengatakan kebutuhan makanan jamaah selama tinggal di Mekkah adalah 66 kali makan yakni makanan untuk pagi, siang dan malam untuk setiap jamaah.
Untuk menu dibuat ada sarapan sederhana seperti nasi uduk dan tempe orek, atau nasi kuning dan telur dadar.
Sedangkan untuk takaran berupa nasi 150 gram, lauknya 65 gram dan sayur 80 gram.
"Kami juga memilih perusahaan katering yang dapurnya memiliki pintu masuk dan pintu keluar barang yang berbeda. Jadi harus punya loading dock juga," lanjut Dadang.
Baca juga: Kemenag beri pembekalan juru masak daker Madinah
Bahan-bahan akan disortir dan dicuci seperti sayuran dan buah kemudian disimpan diberbagai penyimpanan agar bahan tetap higienis.
Dadang menekankan hal yang paling penting yaitu makanan harus segera dikirim setelah matang dengan mempertahankan suhu sekitar 60 derajat.
"Ada aturan dari Arab Saudi kalau suhunya di bawah itu dianggap udah mau basi jadi harus dibuang," kata petugas lulusan NHI Bandung itu.
Baca juga: Pemerintah upayakan 30 persen komponen katering haji produk Indonesia
Dia melanjutkan selain itu cita rasa Indonesia harus bisa dibuat untuk kenyamanan jemaah dengan memilih menu yang terkenal di Indonesia seperti opor ayam, balado, kentang mustofa, semur dan rendang.
Karena sebagian akan dikonsumsi lansia, maka perlu diperhatikan pemberian bumbu agar tidak terlalu asin atau pedas.
Tekstur makanan juga harus menyesuaikan dimana menu daging sapi dan ayam harus matang dan empuk, lanjut Dadang.
Baca juga: Jamaah haji 2023 dipastikan dapat makan tiga kali sehari
Petugas pelayanan konsumsi mengimbau kepada jamaah perhatikan durasi makan dan membaca waktu kadaluarsa.
Menu makan pagi tidak boleh disantap setelah jam 09.00 WAS, makan siang sampai pukul 16.00 WAS, dan menu makan malam maksimal pukul 21.00 WAS
Pewarta: Wahyu Putro Arinto
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023