Islamabad (ANTARA News) - Satu pesawat mata-mata Amerika pada Rabu menembakkan peluru kendali ke wilayah suku Waziristan Utara, di Pakistan Utara dan menewaskan sedikitnya lima orang, kata media lokal.
Serangan itu terjadi di daerah Spinwam di Waziristan Utara, yang berbatasan dengan Afghanistan, kata saluran TV Express dan Dawn.
Tiga orang tewas dalam serangan yang ditargetkan pada satu kompleks. Serangan itu menghancurkan kompleks dan penduduk daerah itu menemukan mayat-mayat di bawah reruntuhan.
Tidak ada pernyataan resmi mengenai penyerangan itu.
Duta Besar Pakistan di Washington, Sherry Rehman, Rabu menentang serangan pesawat tanpa awak Amerika Serikat tersebut, tetapi AS melanjutkan serangan-serangan itu.
Pada awal Januari, serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat menghancurkan satu komplek gerilyawan di sabuk suku Pakistan baratlaut, menewaskan setidaknya empat pejuang, kata para pejabat keamanan setempat.
Empat peluru kendali menghantam rumah di desa Khel Heso di pinggir kota Mir Ali, sekitar 35 kilometer (21 mil) timur Miranshah, kota utama di Distrik Waziristan Utara, kubu terkenal Taliban dan gerilyawan jaringan Al Qaida.
"Satu pesawat tak berawak AS menembakkan empat rudal. Setidaknya empat gerilyawan tewas, komplek itu benar-benar hancur," kata seorang pejabat keamanan yang berpangkalan di Miranshah kepada AFP.
Seorang pejabat senior keamanan Pakistan di kota baratlaut Peshawar mengonfirmasi serangan itu dan menambahkan bahwa identitas mereka yang tewas belum dikenal.
Penyerangan pada Kamis menjadikan 34 jumlah gerilyawan dilaporkan tewas di Pakistan pada lima serangan pesawat tak berawak sejak 1 Januari.
Serangan rahasia secara terbuka dikritik oleh pemerintah Pakistan sebagai pelanggaran kedaulatan, tetapi para pejabat Amerika percaya bahwa serangan itu adalah senjata penting dalam perang melawan gerilyawan Islam.
Menurut Biro Investigasi Wartawan yang berbasis di London, antara 2.627 sampai 3.457 orang telah dilaporkan tewas oleh serangan pesawat tak berawak AS di Pakistan sejak tahun 2004, termasuk antara 475 sampai hampir 900 warga sipil.
(AK)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013