Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Boediono memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kwartal II 2006 ini masih akan melambat akibat belum tumbuhnya investasi dan sektor riil.
"Pertumbuhan ekonomi memang melambat pada kuartal I (4,59 persen). Kuartal II masih juga barangkali belum kuat, tapi semester II kita masih mengharapkan adanya suatu kebangkitan yang bisa kita jadikan dukungan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sekitar 5,7 persen," kata Boediono di kantor presiden Jakarta, Senin.
Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi 5,7 persen bisa dicapai bahkan lebih jika pemerintah berhasil mendorong sisi permintaan maupun melonggarkan sisi supply.
"Misalnya pada sisi stimulus fiskal, sisi untuk mendorong investasi melalui perbaikan iklim investasi. Mungkin juga nanti pelonggaran kebijakan moneter yang akan diatur oleh BI.
"Ini semua bisa memberikan harapan bagi kita untuk harapkan semester II ada kenaikan lagi pertumbuhan ekonomi," katanya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani di tempat yang sama
mengatakan banyak variabel makro ekonomi yang berubah yang akan dituangkan di dalam APBN-P 2006 yang juga akan mempengaruhi komposisi penerimaan maupun pengeluaran dan pembiayaan defisit.
"Dari sisi pendapatan, barangkali kita masih bisa upayakan untuk tidak terlalu meleset tapi untuk pengeluaran nampaknya cukup banyak yang berubah terutama dari pos subsidi, pos pembayaran bunga utang luar negeri, juga berbagai pengeluaran akibat perkembangan baru-baru ini seperti gempa di Yogyakarta dan juga untuk menjalankan keputusan Mahkamah Konstitusi untuk anggaran pendidikan," katanya.
Dari hal itu, lanjutnya sisi pembiayaan masih harus diusahakan supaya kebutuhan financing untuk logistik 2006 harus bisa tertutup secara baik dan dengan resiko yang seminimal mungkin.
Untuk itu pemerintah akan mengoptimalkan sumber yang berasal dari pasar baik dari penjualan Surat Utang Negara (SUN) di dalam negeri dan melalui pinjaman program dan proyek yang nanti akan dibahas dalam forum CGI.
"Kita juga menggunakan sumber lain seperti dana privatisasi yang sudah diamanatkan dalam APBN 2006, tentu kita harapkan tetap akan tercapai," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006